HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa (H). 2Sam. 5:1-7.10; Mzm. 89:20,21-22,25-26; Mrk. 3:22-30.
YESUS mengajarkan pentingnya menghormati Roh Kudus. “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, me-lainkan bersalah karena berbuat dosa kekal (Mrk. 3:29). Konteks pengajaran Yesus ialah saat para ahli Taurat menuduh-Nya kerasukan Beelzebul.
Matius 12:32 mengajarkan, “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menen- tang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.” Bagaimana kita menyelaraskan ayat ini dengan kasih pengampunan Allah, misalnya dalam Yoh. 3:16? Menurut Santo Yohanes Paulus II, “Penghujatan tidak berarti menghina Roh Kudus dalam kata-kata; melainkan penolakan untuk menerima keselamatan yang ditawarkan Allah kepada manusia melalui Roh Kudus, yang bekerja melalui kuasa Salib” (Dominum et Vivificantem, Surat Ensiklik tentang Roh Kudus, no. 46). Singkatnya, dosa penghujatan pada Roh Kudus adalah “penolakan untuk menerima keselamatan.”
Dosa melawan Roh Kudus antara lain saat seseorang menganggap ia dapat menyelamatkan dirinya sendiri tanpa rahmat Roh Kudus atau bahwa Allah akan menyelamatkannya tanpa pertobatan (lih. Katekismus, no. 2092). Mari kita berhenti berkeras hati dalam dosa agar kita tidak jatuh dalam dosa melawan Roh Kudus.
Pastor Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta