HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II: 2 Sam. 1:1-4,11-12,19,23-27; Mzm.80:2-3,5-7; Mrk. 3:20-21
INJIL hari ini begitu singkat. Bahwa Yesus “tidak waras” lagi menurut keluarga-Nya. Yesus telah membawa banyak perubahan dalam masyarakat Yahudi, dengan melanggar hukum, menjadi sahabat para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, makan bersama yang terkucil dan mengasosiasikan diriNya dengan mereka yang punya reputasi buruk.
Yesus memberanikan diri untuk menjadi berbeda dan melakukan mukjizat dengan otoritas-Nya. Pada akhirnya mereka mengartikan Dia sebagai “tidak waras”. Mungkin karena kasih terhadap Yesus dan kepedulian terhadap keselamatan-Nya, mereka datang menjemput Dia untuk pulang ke rumah. Sebenarnya mereka gagal mengenal siapa Yesus dan ingin menyingkirkan Dia dari pandangan publik.
Markus menegaskan bahwa saat itu ada orang-orang yang berada di dalam rumah bersama Yesus, artinya mereka “bersekutu dengan-Nya”, namun keluarga-Nya tetap berada di luar, artinya mereka “belum menjadi pengikut Yesus”. Hubungan keluarga baru Yesus (Mrk. 3:31-35) jauh lebih unggul, jauh lebih memuaskan dan lebih mengikat dalam kasih dibandingkan hubungan keluarga karena turunan.
Banyak orang takjub dan percaya atas perkataan dan tindakan Yesus. Mereka dapat melihat keilahian-Nya bersinar dan mengetahui bahwa Dia adalah Anak Allah, Juruselamat dunia. Jika Yesus dalam kesempurnaan-Nya disebut sebagai “orang gila”, maka hal ini juga akan dikatakan tentang kita yang mau mengikuti jalan-Nya. Mengikuti Yesus dan memenuhi kehendak ilahi-Nya dalam hidup kita, tidak selalu diterima oleh orang lain. Ada banyak hal yang perlu kita katakan dan lakukan melalui Injil, yang akan mengundang kritik dari orang lain.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma