HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II: 1 Sam. 18:6-9;19:1-7; Mzm.56:2-3,9-10a,10b-11.12-13; Mrk. 3:7-12
PENGINJIL melanjutkan kisahnya tentang Yesus menyembuhkan banyak orang. Yesus dilihat sebagai seorang “Penyembuh”. Dia dikerumuni orang dari berbagai daerah. Tetapi “roh-roh jahat” melihat sesuatu yang lain, “Engkaulah Anak Allah” (ay.11). Yesus memerintahkan mereka untuk diam. Dalam perjanjian Lama istilah “anak Allah” mengacu pada seseorang yang sangat dekat dengan Allah, misalnya: malaikat (Ayb.1:6), bangsa Israel disebut “anak Allah” (Hos.11:1).
Setan-setan itu tahu bahwa Yesus sangat dikasihi Allah, bahkan mereka tahu bahwa Dia adalah “Emanuel”, Allah beserta kita, atau “Anak Tunggal Allah yang datang dari Bapa…” (Yoh.1:14; Ibr.1:2). Yesus memang Mesias, Yang Diurapi, Anak Daud, namun gagasan tentang Mesias sangat berbeda dengan pikiran orang Yahudi yang sudah ribuan tahun menantikan Mesias. Bagi mereka, Mesias yang datang akan menggulingkan pasukan Romawi dan membangun kejayaan Israel.
Anugerah dan kebenaran, pengorbanan dan kasih adalah tanda-tanda kemesiasan yang sejati. Yesus bukanlah Mesias yang mereka tunggu; sebaliknya Dia jauh lebih dasyat dari yang mereka impikan atau harapkan; Dia lebih dari yang mereka dapat pahami; Dia adalah “Allah beserta kita”, Ia datang kepada umat-Nya sebagai salah satu dari mereka, sebagai salah satu dari kita semua; Ia datang untuk melepaskan kita dari penindasan terbesar yakni “dosa” dan mengembalikan kita ke dalam “Rumah Tangga” Allah.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma