HIDUPKATOLIK.COM – Ketua Umum Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni-UAJ), Michell Suharli, mendorong para anggotanya agar menjadi sokoguru bagi perguruan tinggi di tengah berbagai tantangan.
Ia menyampaikan hal tersebut kepada ratusan alumni yang menghadiri Perayaan Natal dan Tahun Baru yang digelar pada Sabtu (13/01/2024) di Kampus Semanggi, Jakarta Selatan.
“Keberlanjutan sebuah perguruan tinggi ditopang oleh kesadaran dan literasi para pemimpin dalam komunitas perguruan tinggi tersebut, bahwa organisasi alumni adalah sokoguru bagi sebuah perguruan tinggi. Organisasi alumni adalah tiang pancang agar perguruan tinggi tetap tegak, tidak goyah sedikitpun menghadapi ancaman dan tantangan baik dari internal maupun eksternal,” ujarnya.
Michell, yang juga CEO SW Indonesia, mengatakan organisasi alumni – untuk sebuah kampus yang bukan milik perorangan atau keluarga tertentu – menjadi tonggak tegaknya idealisme dan cita-cita pendiri almamater melampaui lintas zaman.
“Efektivitas peran organisasi alumni menentukan keberhasilan almamater (dalam) beradaptasi dengan tuntutan masyarakat global terhadap institusi-intitusi dalam ekosistem pendidikan tinggi,” imbuhnya.
Menurutnya, literasi dan kesadaran pimpinan tentang peran vital alumni dinilai dari kebijakan kampus dalam proses pembelajaran serta aktualisasi nilai-nilai inti Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Selain itu, ungkapnya, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang berlaku saat ini secara tegas menempatkan peran signifikan alumni. Hal ini terefleksi pada bobot penilaian terkait lulusan (alumni), peringkat universitas, akreditasi program studi, klasterisasi perguruan tinggi, dan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Sementara dalam sambutannya, Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, menekankan peran strategis alumni dalam keberlanjutan dan keberlangsungan perguruan tinggi. Alumni, katanya, bahkan menjadi aset terbesar dan berharga bagi perguruan tinggi dalam menampilkan citra dan menjalankan tanggung jawab sosial bagi masyarakat.
“Unika Atma Jaya dikenal bukan semata-mata karena Gedung atau lulusannya yang tiap tahun mencapai ribuan. Tapi citra itu melekat di jati diri alumni Atma Jaya yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Pakar Saraf Indonesia itu menambahkan bahwa alumni Atma Jaya memiliki tanggung jawab besar bukan hanya untuk Jakarta atau Atma Jaya tetapi juga Indonesia.
“Itulah alasan mengapa kampus kita menyandang nama Universitas Katolik Indonesia, bukan Universitas Katolik Jakarta. Konsekuensinya, bila sudah berbicara tentang Indonesia, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kami membutuhkan support dari alumni. Saya yakin, Indonesia akan bisa maju jika Unika Atma Jaya juga maju,” ungkap peraih predikat Inspiring Neurologist dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia itu.
Dalam program tersebut, Michell secara simbolis menyerahkan tongkat kepemimpinan dan laporan tahunan Perluni kepada Yuda. “Kami mendukung kepemimpinan Bapak untuk membawa kampus kami menjadi semakin unggul, maju, dan terdepan,” ujarnya.
Katharina Reny Lestari