HIDUPKATOLIK.COM – Minggu, 14 Januari 2023 Minggu Biasa II, 1Sam.3:3b-10,19; Mzm.40:2, 4ab, 7-8a, 8b-9, 10; 1Kor.6:13c-15a, 17-20; Yoh.1:35-42.
SAUDARA-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus! Panggilan dalam Bacaan I adalah panggilan Samuel yang masih sangat muda, belum mengenal Tuhan, belum memiliki iman, terasa Ajaib tentunya, dan masih terlalu umum atau masih untuk semua orang yang belum beriman kepada Tuhan. Samuel sedang tidur dalam Kenisah dan ia belum mengenal suara Tuhan, sehingga ia dipanggil sebanyak tiga kali, lalu Samuel menjawab kepada bapaknya, Eli: “Inilah saya, ada apa bapak memanggil saya?”
Akhirnya Eli tahu bahwa Tuhanlah yang telah memanggil anaknya itu. Maka Eli meminta agar kalau dipanggil lagi, Samuel harus menjawab, “Berbicaralah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Berkat bimbingan, pewartaan, dan penjelasan Eli (orang yang telah mengenal Tuhan, telah dipanggil lebih dulu, dan mengimani Tuhan), sehingga Samuel mengerti dan mengenal Tuhan dengan suatu undangan kasih bersama tugas suci kelak.
Saudara-saudariku yang terkasih! Dalam Bacaan II dan Injil, panggilan Tuhan semakin lebih jelas dan lebih khusus. Panggilan Tuhan merasuk dalam jiwa dan tubuh manusia yang dikasihi-Nya, sehingga tubuh dan jiwa manusia yang terpanggil harus tetap terjaga dan bersatu dengan Kristus serta dapat memberikan teladan nyata, konkret, dan menyelamatkan melalui jiwa dan raganya.
Andreas seorang murid Yohanes Pembaptis, waktu Yesus lewat, ditunjukkan oleh Yohanes bahwa Yesus-lah Anak Domba Allah yang harus diikuti dan diimani sebagai Penyelamat Dunia. Maka, Andreas mengikuti Yesus dan selanjutnya Andreas memberitahukan saudaranya yaitu Petrus, supaya mengikuti Yesus juga. Petrus mengenal Yesus karena saudaranya, Andreaslah yang memberitahu dan memperkenalkannya.
Dengan demikian kita pun yang telah dipanggil dengan cara hidup apapun, sehingga mengenal dan mengimani, serta berusaha hidup dengan meneladani-Nya. Untuk itu, kita pun seharusnya dan selayaknya memperkenalkan Yesus Sang Juru Selamat kepada saudara dan sesama kita agar semakin banyak orang diselamatkan.
Mengenal dan mengikuti Tuhan memang banyak jalannya. Samuel, Andreas, dan Petrus mengenal Tuhan karena diberitahu dan dijelaskan oleh orang lain yang tahu dan mengenal Tuhan lebih dulu. Tentunya Tuhan dapat langsung menjelaskan dirinya kepada setiap orang yang dikehendaki-Nya, na- mun ternyata dalam banyak peristiwa umat beriman, Tuhan lebih kerap menggunakan tangan, pikiran, keaktifan manusia untuk memberitahukan Kabar Gembira itu. Ini semua agar orang dapat merasakan dan menghidupinya sendiri.
Tuhan membutuhkan manusia untuk memperkenalkan diri-Nya, untuk mengenalkan kasih-Nya, untuk menyalurkan keselamatan-Nya. Inilah sapaan, panggilan, undangan Tuhan untuk manusia, yang tentunya dirasa cukup unik (pribadi), ajaib, tidak biasa (sedikit aneh), namun baik, dan tidak memaksa, melainkan tawaran yang membebaskan. Akan tetapi sapaan ini membutuhkan jawaban yang pasti, sehingga setiap manusia yang dipanggil dan dipilih-Nya siap dalam keadaan apapun, seperti setegar Batu Karang/Kefas/Petrus, dan tidak perlu menduakan/serakah untuk mencari kekuatan/kekuasaan/ilah-ilah yang lain yang tidak dapat menyelamatkan.
Saudara-saudariku yang dipanggil dan dipilih, serta yang dikasihi Tuhan, dalam kerangka penghayatan panggilan Tuhan ini, peran manusia tidak boleh dianggap remeh dalam pewartaan dan pendalaman iman. Peran manusia sungguh penting untuk keselamatan, seperti Allah sendiri mengutus Putera-Nya menjadi manusia. Maka Gereja sampai saat ini terus mengajak dan menyemangati agar setiap anggotanya menjadi penyalur kasih Tuhan untuk keselamatan kekal seluruh umat.
Dengan demikian, setiap orang agar dapat merasakan, mengalami, mengimani sendiri kasih Tuhan tersebut. Maka kita semua manusia yang beriman kepada Kristus, sebenarnya telah dipanggil, dipilih, dan diutus untuk keselamatan umat manusia dan dunia, Salve, Tuhan memberkati.
Panggilan Tuhan merasuk dalam jiwa dan tubuh manusia yang dikasihi-Nya …