HIDUPKATOLIK.COM – Pastor Francisco Gallardo López, yang memimpin pelayanan migran di Keuskupan Matamoros yang terletak di negara bagian Tamaulipas, Meksiko, mengecam fakta bahwa para migran “terus menerus” diculik di wilayah utara negara tersebut.
Pihak berwenang Meksiko melaporkan pada tanggal 3 Januari tentang penyelamatan 31 migran yang diculik pada malam tanggal 30 Desember ketika mereka sedang dalam perjalanan dengan truk di jalan raya yang menghubungkan kota Monterrey dan Matamoros dalam perjalanan mereka ke Amerika Serikat.
Matamoros terletak di sudut timur laut negara itu di seberang perbatasan Brownsville, Texas.
Dalam sebuah wawancara dengan ACI Prensa, mitra berita CNA berbahasa Spanyol, Pastor Gallardo menyesalkan bahwa praktik penculikan migran, bukannya “suatu peristiwa yang terisolasi, telah menjadi kejadian terus-menerus yang berdampak serius pada mereka yang mencari masa depan yang lebih baik.”
Menurut imam tersebut, bagi para penjahat “orangnya tidak penting, tidak peduli apakah itu perempuan, apakah itu anak-anak, apakah itu laki-laki,” karena mereka melihat setiap migran sebagai “komoditas menarik” yang bisa dijadikan sebagai komoditas yang menjadi uang.
Selain itu, pastor tersebut menuduh para penculik “menjadi sasaran kekerasan fisik dan emosional kepada para migran untuk mengambil uang mereka, uang keluarga, atau teman mereka.”
Keuskupan Matamoros telah menyaksikan kasus-kasus kekerasan terhadap migran yang dramatis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kasus tragis 72 orang yang dibunuh di sebuah peternakan terpencil di kawasan San Fernando pada tahun 2010. Pada kesempatan itu, kartel penyelundup narkoba yang dikenal dengan nama “the Zetas” membunuh 58 pria dan 14 wanita, sebagian besar dari Amerika Tengah dan Selatan, yang melintasi Meksiko dalam perjalanan mereka ke Amerika Serikat.
Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, mengatakan dalam konferensi pers tanggal 3 Januari bahwa pemerintahannya berhasil “mengurangi secara signifikan kejahatan penculikan di negara tersebut” namun mengakui bahwa masih ada kasus penculikan yang terjadi di negara bagian San Luis Potosi, Nuevo León, Coahuila, “dan khususnya di Tamaulipas.” Tiga yang terakhir berada di perbatasan dengan Texas.
“Dalam beberapa kasus, para migran diculik untuk memeras mereka,” kata Pastor Gallardo.
Bagi pastor Meksiko itu, umat Katolik harus lebih “perhatian” terhadap penderitaan para migran. Lebih lanjut, beliau mendorong umat beriman “untuk berdoa kepada Tuhan untuk semua situasi yang mengganggu masyarakat di negara ini, terutama bagi para migran.”
“Kita masih bisa berbuat lebih banyak, jika semua umat Kristiani, semua umat Katolik, bersatu” untuk dapat membantu orang-orang “yang berada dalam situasi rentan,” tegasnya. **
Diego López Colín (Catholic News Agency)/Frans de Sales