HIDUPKATOLIK.COM – Jam dinding di rumah menunjukkan pukul 14.50 bergegas kami bersiap diri untuk berangkat. Karena letak gereja relatif dekat maka kami memutuskan jalan kaki saja. Puji Tuhan, matahari siang itu tidak terik, dengan melipir mencari bayangan pepohonan pinggir jalan kami melangkah kaki. Sekitar sepuluh menit, setelah melewati puluhan mobil yang telah parkir di pinggir jalan, kami tiba di gerbang gereja. Petugas keamanan dan panitia menyapa kami sekaligus memeriksa bawaan kami, walau hanya sebuah tas kecil. Tentu saja, tindakan ini memberi rasa aman kepada kami.
Saat melalui lantai terbawah gereja, biasa disebut basement, area yang diperuntukkan sebagai lahan parkir, mata melihat ratusan kursi plastik berwarna hijau telah tertata rapi. Bagian depan dari kejauhan nampak tiga layar besar siap menayangkan jalannya Misa. Beberapa kipas angin besar ditempatkan pada titik tertentu untuk mengusir kepengapan udara. Tentu juga ada stand pengeras suara yang tersebar untuk menjamin di mana pun umat duduk dapat mendengar dengan baik suara Romo, Lektor, dan kor. Tak ketinggalan ada sebuah dekorasi menyerupai pohon Natal di sisi kanan “altar”.
Kaki terus melangkah dan lanjut menapak tangga menuju lantai aula. Di depan pintu aula, Romo Hadi Suryono sudah menunggu dengan senyum. Dengan hangat beliau menyalami setiap umat yang baru datang dan akan masuk ruang aula. Ada rasa haru sekaligus senang mendapat perhatian seperti ini dari Romo.
Begitu masuk aula, udara dingin langsung menyergap. Sungguh maknyes setelah berjalan kaki. Kursi-kursi sejumlah 1300 sudah nyaris penuh. Luar biasa, padahal Misa Vigili Natal baru akan dimulai pukul 17.00. Beruntung kami masih dapat kursi di barisan agak depan. Sehingga dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di altar. Sebuah “kandang” Natal yang di kiri altar dan sebuah “pohon” Natal di sisi kanan. Sederhana namun jelas indah.
Sepuluh menit sebelum pukul 17.00 lampu-lampu dimatikan. Prosesi petugas liturgi berjalan dari ruang sakristi di belakang altar menuju keluar gereja. Menyusuri bagian luar gereja, turun ke arah basement, kemudian melewati barisan kursi yang kini sudah nyaris terisi penuh. Lalu naik ke lantai dua, masuk ke aula berlanjut sampai depan altar. Kemudian Romo meletakkan patung bayi Yesus ke dalam kandang Natal sementara Maklumat Kelahiran Tuhan dibacakan.
Melalui homili, Romo Hadi mengingatkan bahwa Natal berarti memberi. Tuhan telah memberi yang terbaik, yakni Putera-Nya sendiri. Panitia telah memberi waktu untuk mengatur segala sesuatu sehingga Misa Natal bisa berlangsung baik. Demikian juga koor dari wilayah 16 telah memberikan suaranya yang luar biasa. Romo mengajak umat untuk merenung, apakah sudah memberi kepada pasangan hidup, kepada anak, kepada orang tua. Romo mengingatkan bahwa hanya karena anugrah kebaikan Tuhan saja maka Misa Natal dapat terjadi di gereja ini.
Tuhan memang telah menjawab kerinduan umat Gading Serpong dan sekitarnya akan kehadiran sebuah gereja yang dekat. Kerinduan ini perlahan mulai terpenuhi. Walau belum sepenuhnya selesai, Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading (SPMBG), Paroki Alam Sutera yang diresmikan pada 5 September lalu dan mulai dipakai untuk Misa Minggu pukul 07.30 sejak 22 Oktober 2023. Dengan pertimbangan kondisi gereja yang masih dalam tahap penyelesaian akhir, jadi hanya ada satu kali Misa.
Walau Misa diselenggarakan di Aula, namun karena selalu dipersiapkan dengan sangat baik maka umat merasa nyaman. Aula sudah berpendingin udara, kursi empuk dengan sandaran, sistem pengeras suara yang baik. Toilet sudah tersedia, akses naik ke ruang aula tersedia, bahkan untuk umat yang menggunakan kursi roda terdapat ram yang landai. Tentu kesigapan seksi liturgi dan tata laksana membuat setiap Misa berjalan lancar.
Tantangan muncul saat mempersiapkan Perayaan Natal. Tidak mungkin Misa Natal hanya pada pagi hari seperti Misa Minggu. Paling tidak, perlu disiapkan untuk 4 kali Misa. Misa Vigili Natal, Misa Malam Natal, Misa Natal Fajar, dan Misa Natal anak-anak. Maka dibentuklah panitia yang terdiri dari tiga wilayah, yakni wilayah 20, 24, dan 25.
Panitia memperkirakan puncak kehadiran umat terjadi pada Misa Vigili yakni Misa Sore pukul 17.00. Maka disiapkan tambahan 1700 kursi di basement. Perkiraan ini benar adanya, bahkan umat yang hadir melampaui jumlah kursi yang disediakan. Sehingga ada umat yang berdiri atau duduk di selasar serta di halaman gereja. Puji Tuhan sore itu tidak hujan.
Yang juga krusial adalah masalah perparkiran. Karena semua mobil umat akan parkir di luar gereja. Panitia telah berhasil berkoordinasi dengan pihak-pihak luar dengan sangat baik, sehingga tidak sampai menimbulkan kemacetan luar biasa di luar gereja.
Misa Vigili Natal perdana di Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading berjalan lancar, diakhir Misa, Romo mengajak kor menyanyikan beberapa lagu Natal. Karena Romo sungguh berharap agar seluruh umat yang hadir membawa kegembiraan ke palungan masih-masing, yakni rumah.
Selamat Natal.
Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang)