web page hit counter
Rabu, 25 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Asal-Usul Kandang Natal Perdana 800 Tahun Lalu di Greccio

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – BAGI umat Katolik, Santo Fransiskus dari Assisi tidaklah asing. Apalagi, sejak Paus pada 13 Maret 2013 mengambil nama ini sebagai namanya, Paus Fransiskus. Santo yang terkenal julukan il poverello (si miskin) dan pencinta damai semakin banyak dikenal dan dicintai. Fransiskus menjadi teladan dan model dalam dialog untuk menciptakan perdamaian di tengah perbedaan. Ia mampu menjadi saudara bagi sesama termasuk alam ciptaan. Bahkan kematian pun dipanggilnya sebagai saudari.

Porziuncola, tempat pertama Fransiskus Assisi menerima Indulgensi tahun 1216.

Paus Yohanes Paulus II menetapkan Santo Fransiskus Assisi sebagai “Pelindung Pemeliharaan Kelestarian Lingkungan Hidup” pada tanggal 29 November 1979. Ada banyak kisah menarik lain yang dapat kita petik dan refleksikan dari pengalaman sang santo, salah satunya adalah pengalaman Natal.

Peristiwa Assisi

Fransiskus lahir pada tahun 1182, dari kelurga Pietro Bernardone, pedagang kain yang kaya dan ibunya Maddona Pica. Ibunya memberinya nama Yohanes ketika ia dibaptis. Namun saat ayahnya kembali setelah perjalanannya ke Perancis, ia mengganti namanya dengan Fransiskus. Pada usia masih kecil, ia mendapatkan pendidikan iman dari ibunya. Ia belajar bahasa Latin dan Perancis, musik, puisi lewat sekolah paroki dari para rahib Benediktin di sekitar Assisi. Pada masa mudanya, ia berpartisipasi dalam keahlian menjadi kesatria yang merupakan cita-cita tertinggi pada masa itu.

Basilika Santa Maria para Malaikat-Porziuncola

Pada tahun 1202, terjadi perang antara Kota Perugia dan Assisi. Assisi kalah. Fransiskus ditangkap bersama banyak penduduk Assisi dan mereka dipenjara. Setelah satu tahun, antara penduduk Perugia dan Assisi terjadi kesepakatan bersama dan melahirkan damai. Selama dalam penjara, Fransiskus mengalami sakit. Ia bisa keluar dari penjara setelah ditebus oleh orang tuanya. Ibunya merawatnya dengan penuh kasih.

Setelah dari penjara, ia kembali merealisasikan cita-citanya untuk menjadi kesatria. Tahun 1205 ia bergabung bersama pasukan Gentile, Gualtiero di Brienn untuk berangkat ke Puglia, tempat di mana dia akan menjadi kesatria merebut kembali tempat suci Kristiani dalam Perang Salib ke-4. Dalam perjalanan menuju Puglia, ketika tiba di Spoleto, pada malam harinya ia tertidur. Dalam tidurnya ia mendengar satu suara yang bertanya kepadanya, “Siapa yang lebih baik, Tuhan atau hamba,” jawabnya, “Tuhan”. Kemudian suara itu menyahutnya: “Jadi, mengapa kamu meninggalkan Tuhan untuk hamba”. Keesokan harinya ia kembali ke Assisi, menanti Tuhan, sebagaimana yang telah didengarnya sebelumnya, yang kepadanya dinyatakan kehendaknya.

Salah satu lukisan Giotto tentang Natal di Greccio

Pada suatu hari ketika berjalan melewati Gereja San Damiano, ia tergerak untuk masuk ke dalam dan dalam kontemplasi. Ia mendengar suara Tuhan di gereja lewat ikon salib, “Fransiskus pergilah, perbaiki rumahku yang kamu lihat seluruhnya rubuh”.

Baca Juga:  Kardinal Suharyo: Tahun Suci 2025, Pembukaan Pintu Suci Hanya Simbol

Seketika itu juga ia mencari uang dengan menjual kain ayahnya  untuk membangun dan memperbaiki gereja itu. Atas tindakan menjual kain ayahnya, ia dihadapkan pada pengadilan untuk mempertanggungjawabkannya. Ia dihadapkan pada uskup sebagai yang bertanggung jawab atas tindakan itu dan masyarakta Assisi. Di hadapan Uskup Guido, orang tuanya dan masyarakat Assisi, ia secara radikal menyatakan pertobatan dan kebebasannya dengan nenanggalkan pakaianya dan menyerahkan kepada ayahnya. Ia berkata, “Mulai saat ini bapaku bukan Pietro Bernardone tetapi aku dengan bebas mengatakan Bapa kami yang di Surga”. Uskup lalu menutup tubuhnya dengan mantolnya.

Fransiskus menghadap Paus Innosensius III tahun 1208. Ditarik oleh cara hidup baru Fransiskus, bergabunglah Bernardo Quintavalle, Pietro Cattani dan lain-lain. Tahun 1209, mereka berangkat ke Roma untuk meminta kepada Paus pengesahan bentuk hidup religius mereka. Paus memberikan otoritas kepada mereka untuk berkhotbah sambil menunggu waktu pengesahan Anggaran Dasar (AD).

Sekitar akhir bulan juli 1216, Fransiskus mendapatkan penampakan (vision) di dalam Gereja Porziuncola yang dikenal dengan Indulgensi Assisi (Il Perdono di Assisi).

Makam Santo Fransiskus dari Assisi di Kota Asissi, Italia.

Tahun 1217, Fransiskus mengutus rekan-rekannya bermisi. Elias ke Tanah Suci, yang lain ke Perancis, Jerman, Spanyol, Hongaria, dan lain-lain. Ia juga mengutus lima rekannya ke Maroko yang kemudian menjadi martir pada Januari 1220. Ia sendiri mencoba beberapa kali untuk mengunjunginya. Sampai akhirnya pada tahun 1219 sampai di Damietta, Mesir, di mana sepanjang pertempuran dalam perlawanan terhadap Perang Salib ke-5, ia diterima dan di sambut serta dilindungi Sultan Malik Al-Kamil.

Setelah pertemuan dengan Sultan, ia kembali ke Assisi tahun 1220. Ia melepaskan kepemipinan Ordo dan menyerahkan kepada seorang dari pengikutnya yang pertama yakni Pietro Cattani. Namun Fransiskus tidak melepaskan tuntutan spritual bagi persaudaraan sebagaimana dinyatakan dalam tulisan-tulisannya.

Tanggal 30 Mei 1221, di Assisi diadakan Kapitel yang disebut dengan “delle stuoie”  atau kapitel tikar. Yang berpartisipasi luar biasa, sekitar 5000 orang. Pada kapitel ini hadir Antonius Padua. Di sini dibahas teks AD untuk disahkan Takhta Suc. Dan, terpilihlah Elias, Vikaris Jenderal untuk menggantikan Pietro Cattani, yang meninggal pada 10 Maret 1221. AD yang dikenal sebagai AD tanpa bula dibahas dan disahkan dalam Kapitel tahun 1221. Namun, AD ini tidak diterima Takhta Suci karena terlalu panjang dan bahasanya kurang memiliki karakter yuridis.

Baca Juga:  Benarkah Misa Natal Saja Belum Cukup?

Setelah satu tahun proses revisi teks, bekerja sama dengan Kardinal Ugolino dari Ostia (yang kemudian menjadi Paus dengan nama Gregorius IX), tanggal 29 November 1223, Paus Honorius III mengesahkan dengan bulla Solet Annuere Anggaran Dasar Ordo Saudara Dina.

Setelah Kapitel Pentakosta tahun 1224, Fransikus menyendiri bersama Leo di atas Gunung La Verna untuk merayakan puasa dalam menghormati Malaikat Agung Mikael. Di sana, menurut tradisi, pada tanggal 17 september ia menerima penampakan dari Serafim, yang menandakan pada kedua tangan dan kakinya mulai menampakkan tanda-tanda terpaku sebagaimana yang baru saja ia lihat dalam misteri manusia yang tersalib.

Peristiwa ini dikonfirmasi lewat catatan Leo dalam kertas (chartula) tulisan tangan Fransiskus (yang tersimpan di Sacro Convento Assisi). Dua tahun sebelum kematiannya, Fransiskus melakukan puasa di atas Gunung La Verna. Tangan Tuhan menuju dirinya melalui vision Seraphim dan menerima stigmata Kristus dalam tubuhnya.

Dalam dua tahun terkhir hidupnya,  Fransiskus menulis Kidung Matahari atau yang biasa disebut Gita Sang Surya. Inilah masa-masa di mana Fransiskus mengalami banyak cobaan dan penderitaan dari penyakit yang di deritanya, yakni penyakit usus dan mata.

Ketika penyakitnya mulai semakin parah, ia dibawa ke Porziuncola. Di sana ia meninggal tengah malam antara tanggal 3 dan 4 Oktober 1226. Hari berikutnya, tubuhnya, setelah berhenti sejenak di San Damiano, dibawa ke Assisi dan dimakamkan dalam Gereja San Giorgio.

Fransiskus dari Assisi dikanonisasikan tanggal 16 Juli 1228 oleh Paus Gregorius IX dengan Bulla  Mira Circa Nos. Satu hari sesudah kanonisasinya, tanggal 17 juli 1228, Paus Gregorius meletakkan batu pertama pembangunan basilika yang akan di dedikasikan kepada Santo Fransiskus.

Pada tanggal 25 Mei 1230, tubuh Fransiskus dipindahkan dari San Giorgio ke Basilika Santo Fransiskus yang pembangunannya dipimpin oleh Elias oleh perintah dari Paus Gregorius IX antara tahun 1228 dan 1230.

Natal di Greccio

Santo Fransiskus Assisi merayakan malam Natal tahun 1223 di Greccio, Provinsi Rieti, Italia Tengah. Ia rindu ingin menghadirkan Yesus yang dulu lahir di Betlehem. Maka ia, bersama para pengikutnya pergi ke Greccio, di atas sebuah bukit. Di tempat itu bersama penduduk setempat, ia merayakan perayaan Malam Natal.

Baca Juga:  Kisah Natal yang Hangat : Kesederhanaan Natal Menginspirasi Mereka untuk Melihat Kasih Kanak-kanak Yesus dalam Diri Sesama

Dalam perayaan itu, ada yang berbeda. Tampak bayi, diletakkan di bawah mimbar Sabda, dikelilingi hewan-hewan. Fransiskus sebagai seorang diakon membacakan Injil, Sabda Allah yang menjadi manusia. Sabda Allah itu nyata dalam bayi yang ada di bawah buku sabda yakni Injil. Sungguh mengharukan. Apa yang dulu pernah terjadi 2000 tahun yang lalu di Betlehem, kini hadir di sana, di Greccio dalam Ekaristi. Ini adalah mukjizat terbesar. Allah hadir secara nyata lewat Ekaristi. Allah yang dulu bisa dilihat, disentuh, kini juga hadir secara nyata lewat Ekaristi. Yesus yang dulu telah lahir, kini juga lahir dan hadir  ketika kita merayakan Ekaristi dalam diri kita lewat Sakramen Maha Kudus.

Fonte Colombo-Provinsi Rieti-Italia- tempat Fransiskus merampungkan Anggaran Dasar Saudara Dina.

Selain itu di Greccio,  Fransiskus telah menghadirkan Betlehem tempat di mana dulu Yesus, Putera Allah lahir. Hal itu tampak nyata lewat hal-hal lahiriah yang ada: bayi, hewan ternak, jerami, rasa dingin, sepi dan terpencil. Semua ini, membantu Fransiskus dan mereka yang ikut dalam perayaan agung, misteri Inkarnasi Allah bersujud dan bersyukur karena kebaikan dan kemurahan hati Allah yang menyapa umat manusia dan dunia seluruhnya.

Peristiwa yang sedang terjadi di Greccio, dirasakan oleh masyarakat lainnya yang tidak ikut dalam perayaan malam itu. Mereka dari kejauhan melihat suatu cahaya api yang membara tepat di sekitar perayaan berlangsung. Ketika mereka berlari dan mendekat, ternyata mereka melihat dan menyaksikan perayaan agung Ekaristi Kudus. Ekaristi adalah perayaan hadirnya Allah bagi dunia lewat Tubuh dan DarahNya sebagai kurban. Ia yang dulu lahir dan kini juga hadir dalam Gereja-Nya terutama lewat Ekaristi.

Gubuk Rivotorto, Tempat awal Fransiskus bersama saudara-saudara pertama melayani orang Kusta.

Dari peristiwa yang asli inilah, kemudian berkembang menjadi kebiasaan untuk membuat Kandang Natal. Bahkan semakin berkembang. Sampai sampai saat ini di Italia, ada tradisi membuat Kandang Natal yang hidup. Semua ini tentu untuk membantu mereka yang melihat, mendengar dan menyaksikannya, masuk dalam misteri inkarnasi Allah menjadi manusia.

Natal Fransiskus di Greccio menjadi Natal bagi kita semua. Allah yang menjadi manusia, kita rayakan selalu dalam Ekaristi. Kandang Natal yang hidup di Greccio, membantu kita merasakan secara manusiawi, bagaimana dulu Yesus lahir secara sederhana, miskin dan hina di Betlehem. Kini Ia hadir secara sederhana dalam rupa Roti dan Anggur dalam Ekaristi.

Fictorium Natanael Ginting, OFMConv (Pematangsiantar)

Majalah HIDUP, Edisi No. 50, Tahun Ke-77, Minggu, 10 Desember 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles