HIDUPKATOLIK.COM – Seorang imam dari Keuskupan Okigwe di Nigeria diculik pada tanggal 30 November saat bepergian untuk memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit kepada seorang umat paroki.
Keuskupan mengumumkan pada 1 Desember bahwa Pastor Kingsley Eze, yang menjabat sebagai pastor paroki di Gereja Katolik Umuekebi St. Michael di negara bagian Imo, Nigeria, diculik sekitar pukul 8 malam dan keberadaannya tidak diketahui.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke ACI Afrika, mitra berita CNA di Afrika, rektor keuskupan, Pastor Princewill Iwuanyanwu, membenarkan penculikan tersebut dan meminta doa agar Pater Eze bisa dibebaskan dengan aman.
“Kami mohon doanya yang sungguh-sungguh agar dia dapat kembali kepada kami dengan selamat,” kata Iwuanyanwu.
Agenzia Fides, layanan informasi dari Lembaga Misi Kepausan, mengumpulkan laporan para saksi mengenai penculikan tersebut, yang menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata menyerang pastor tersebut, yang dikenal secara lokal sebagai “Pastor Ichie,” bersama dengan orang lain, Uchenna Newman, ketika mereka keluar dari mobil mereka di persimpangan untuk berbelanja saat berhenti sambil menjawab panggilan sakit.
Para bandit tersebut dikatakan pertama-tama merampok para pedagang kaki lima, menembak tanpa pandang bulu dan melukai seorang pejalan kaki, lalu memaksa imam dan rekannya untuk mengikuti mereka.
Paroki St. Michael berada di wilayah negara bagian Imo di Nigeria selatan, yang telah menjadi pusat serangan besar-besaran yang sebagian besar menargetkan umat Kristen.
Sebelumnya, Masyarakat Internasional untuk Kebebasan Sipil dan Supremasi Hukum (Intersociety) menyampaikan kepada ACI Afrika sebuah laporan yang menunjukkan bahwa dari Januari 2021 hingga Mei tahun ini, pasukan keamanan dan “milisi sekutu” membunuh 900 warga tidak bersenjata, melukai 700 orang, dan menangkap 3.500 orang, kebanyakan dari mereka adalah orang Kristen yang tidak bersalah di negara bagian Imo.
Laporan yang dikumpulkan pada bulan Mei juga menunjukkan bahwa 1.400 orang diperas dan 300 lainnya dipaksa dihilangkan, yang berarti mereka kemungkinan besar diculik dan keberadaan mereka tidak diketahui.
Selain itu, 1.200 rumah sipil dibakar di seluruh negara bagian Nigeria, menyebabkan sekitar 30.000 orang mengungsi.
Laporan Intersociety lebih lanjut menunjukkan bahwa serangan di negara bagian Imo juga memaksa 500.000 warga “dalam kelompok usia aktif” untuk melarikan diri dari negara bagian tersebut dan mencari perlindungan di pemukiman perkotaan tetangga yang terletak di Umuahia, Owerri, Port Harcourt, Aba, Enugu, Onitsha, dan Nnewi.
Dalam laporan tersebut, Intersociety mengajukan petisi agar lebih dari 30 pejabat tinggi pemerintah di Nigeria dituntut atas pembunuhan umat Kristen di negara bagian Afrika Barat tersebut.
Di antara mereka yang dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag adalah Gubernur Hope Uzodinma dan pejabat pemerintah lainnya di negara bagian Imo yang secara langsung dikaitkan dengan pembunuhan dan pemindahan massal umat Kristen di negara bagian Imo tersebut. **
Agnes Aineah (Catholic News Agency)/Frans de Sales