HIDUPKATOLIK.COM – Kelompok aksi sosial Gereja Katolik di Filipina mengecam “aksi teror terang-terangan” yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 42 lainnya di Universitas Negeri Mindanao (MSU) di kota Islam Marawi di Filipina selatan, Minggu (3/12).
Uskup Jose Colin Bagaforo, presiden Caritas Filipina, mengutuk pemboman yang dilakukan “terutama pada saat kita merayakan Pekan Perdamaian Mindanao!”
Ledakan tersebut terjadi saat perayaan Misa Kudus di Gimnasium Dimaporo MSU pada Minggu I Adven yang menandai dimulainya persiapan kelahiran Yesus Kristus.
Korban luka, sebagian besar pelajar Katolik, dibawa ke Pusat Medis Amai Pakpak yang dikelola pemerintah.
Prelatus itu menyerukan “penyelidikan yang menyeluruh dan cepat terhadap tindakan keji ini,” dan menambahkan bahwa para pelakunya harus “segera diidentifikasi, ditangkap, dan diadili.”
Uskup Bagaforo mendesak pihak berwenang, sektor keagamaan, akademisi, dan komunitas “untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang damai” di tengah serangan kekerasan terhadap komunitas Katolik di MSU.
“Upaya bersama harus dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden kekerasan seperti itu dan menjaga hak dasar untuk beribadat tanpa rasa takut pada siapa pun,” katanya.
Gubernur Mamintal Alonto Adiong Jr. dari Lanao del Sur mengutuk “serangan teroris” terhadap MSU, yang ia gambarkan sebagai tempat yang “mempromosikan budaya perdamaian dan membentuk generasi muda kita menjadi pembentuk masa depan negara ini.”
Dia memerintahkan pasukan keamanan “untuk segera mengungkap” insiden tersebut. Gubernur juga menyampaikan simpatinya kepada keluarga para korban “tindakan kekerasan dan terorisme yang tidak masuk akal ini.”
Anggota parlemen Zio Alonto Adiong dari distrik 1 Lanao del Sur menginstruksikan kantornya “untuk mengumpulkan informasi dari para korban” dan “memberikan bantuan medis kepada yang terluka.”
“Kami akan bekerja sama dengan Kepolisian Nasional Filipina dan Angkatan Bersenjata Filipina untuk menyelesaikan masalah ini dan menangkap para pelaku di balik serangan biadab ini,” katanya.
Pihak berwenang masih menyelidiki motif pengeboman dan bahan peledak yang digunakan.
Dalam sebuah pernyataan, MSU mengatakan pihaknya “sangat sedih dan terkejut dengan tindakan kekerasan yang terjadi saat acara keagamaan.”
Kami dengan tegas mengutuk tindakan tidak masuk akal dan mengerikan ini dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban dan keluarga mereka. Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang terkena dampak tragedi ini,” bunyi pernyataan itu.
MSU menekankan bahwa “prioritas utama mereka adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan” komunitas dan mahasiswa, “khususnya komunitas Kristen kami”.
Dikatakan bahwa serangan tersebut adalah “serangan terhadap nilai-nilai inti kami dan komitmen kami untuk menciptakan komunitas yang aman dan inklusif untuk semua.” **
Mark Saludes (LICAS News)/Frans de Sales