HIDUPKATOLIK.COM – 1Mak. 4:6-37.52-59; 1Taw. 29:10.11abc. 11d-12a.12bcd; Luk. 19:45-48
ORANG-orang dewasa laki-laki Yahudi berusaha mengunjungi Bait Allah pada tiga hari raya Yahudi: Hari Raya Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun. Pada hari-hari raya itu mereka mempersembahkan kurban-kurban di hadapan Tuhan. Banyak pedagang berjualan untuk kebutuhan tersebut di Pelataran Kaum Bangsa-bangsa lain, sehingga tidak memungkinkan para peziarah datang untuk berdoa dan menyembah Tuhan. Di samping itu perlakuan para pedagang kepada para pengunjung kerap kali berlebihan, menaikkan harga dan melakukan kecurangan, sehingga tempat itu disebut sebagai “sarang penyamun”.
Allah menghendaki agar Bait Allah dibangun sebagai tempat perjumpaan dengan-Nya, di mana umat Allah dapat mengalami kehadiran dan kasih- Nya, namun kesibukan jual-beli telah mengubahfungsitempatkudusitudari tujuan semula. Yesus menyebutkan bahwa “rumah-Ku adalah rumah doa”, sebagaimana disampaikan nabi Yesaya, “rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” (Yes. 56:7).
Dengan mengusir para pedagang Yesus membersihkan tempat itu untuk tujuan semula. Yesus menginginkan relasi dengan Allah, di mana manusia menyadari keberadaan dirinya sebagai anak-anak Allah yang Ia kasihi dan sebagai saudara satu sama lain. Mari kita datang kepada Tuhan dengan berdoa, mohon rahmat-Nya agar hati kita dibersihkan dari maksud terselubung dan dari kejahatan, supaya kita terarah semata-mata kepada kehendak-Nya, untuk memuji dan memuliakan nama- Nya yang kudus.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat
Bagaimana renungan ini membantu pembaca memahami sisi kemanusiaan mereka sendiri dan menerima proses pertumbuhan rohaniah? Visit us Telkom University