HIDUPKATOLIK.COM – 2Mak. 7:1.20-31; Mzm. 17:1.5-6.8b.15; Luk. 19:11-28
PERUMPAMAAN tentang uang mina memberikan gambaran bagai- mana sikap dan hubungan kita dengan Allah. Dikisahkan bahwa seorang bangsawan pergi ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Tidak diketahui kapan ia datang kembali. Negeri yang jauh itu seringkali diibaratkan tempat di mana Yesus naik dan dimuliakan. Ia akan kembali pada akhir zaman sebagai raja dan hakim yang adil.
Sebelum pergi ia memercayakan kepada sepuluh hambanya satu mina kepada setiap orang, sebanding dengan upah tiga bulan pada zaman Romawi. Uang tersebut tidak dipinjamkan, tetapi diberikan dengan harapan bahwa mereka akan melipatgandakannya. Pada saat kembali sebagai raja, ia mengecek kesetiaan serta kemampuan para hamba untuk menghasilkan, dan memberikan imbalan atas kerja yang mereka lakukan. Hamba-hamba dari raja dalam perumpamaan menyerahkan jumlah hasil yang berbeda. Hamba yang pertama dan kedua setia dalam perkara kecil sehingga raja memberikan kuasa pemerintahan atas kota. Mereka mendengarkan dengan baik perkataan dari raja dan memiliki relasi yang baik dengan raja. Hamba yang ketiga tidak menghasilkan mina yang lain. Bahkan, ia mengeritik sikap raja yang keras. Ia menolak apa yang telah diminta oleh raja, menyia-nyiakan kesempatan melakukan yang baik, dan mengkhianati kepercayaan dari raja.
Setiap orang Kristen diberikan rahmat dan tanggung jawab oleh Tuhan di dalam hidup iman menggereja untuk menghasilkan buah-buah pelayanan dan kasih.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat