web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Santa Gertrudis Agung: Mempelai Yesus dan Doa bagi Keselamatan 1000 Jiwa

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Saat ini masih bulan November.  Pada tanggal 2 November  lalu, kita mengenang arwah semua orang beriman dan Gereja mengajak kita untuk terus mendoakan jiwa-jiwa di pulgatorium selama November ini. Jiwa-jiwa para kerabat dan sahabat kita sungguh membutuhkan doa-doa dari kita yang masih mengembara di dunia.

Mungkin bukan kebetulan bila di tanggal 16 November, Gereja memperingati Santa Gertrudis Agung, yang hidup pada abad 13. Orang kudus ini dikenal sebagai seorang yang rajin mendoakan jiwa-jiwa bahkan Tuhan Yesus sendiri mengajarkan doa berikut ini secara langsung kepada Gertrudis dalam salah satu penglihatan mistik.

Bapa yang kekal, aku mempersembahkan kepada-Mu Darah tersuci dari Putera Ilahi-Mu Tuhan kami Yesus Kristus dalam kesatuan dengan semua Misa yang dipersembahkan di seluruh dunia hari ini untuk semua jiwa di api penyucian. Untuk pendosa di mana saja, untuk pendosa di Gereja universal, pendosa dalam rumahku dan dalam keluargaku. Amin.

 Tuhan Yesus berjanji kepada Gertrudis bahwa 1000 jiwa akan dilepaskan dari pulgatorium, setiap kali doa di atas didoakan. Sejak penampakan itu, Gertrudis rutin mendoakan jiwa-jiwa. Hingga saat ini, doa ini masih dikenal dan didoakan.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Gertrude the Great, OSD atau Gertrudis Agung adalah seorang biarawati Benediktin dari Biara Helfta, Kekasaran Romawi (Jerman). Lahir pada 6 Januari 1256 di Eisleben, Thuringia, Jerman. Pada usia sangat muda, sekitar 4-5 tahun ia masuk sekolah sekaligus biara St. Mary di Helfta.

Berdasarkan tulisan Gertrudis di kemudian hari, orang memperkirakan ia adalah seorang yatim piatu. Selang lima tahun kemudian ia resmi bergabung dengan komunitas biara pada usia 10 tahun. Sepanjang hidupnya, Gertrudis belajar, menulis banyak hal, dan berkarya di biara ini. Ia dikenal pandai dan sangat fasih dalam bahasa Latin. Ia rajin mempelajari Kitab Suci, berusaha mengenal para Bapa Gereja, seperti Agustinus dari Hippo dan Gregorius Agung. Ia juga banyak membaca karya tulis dari beberapa penulis spiritual kontemporer.

Pada usia 25 tahun, ia menerima anugerah penglihatan Yesus untuk pertama kalinya. Peristiwa ini mengubah prioritas hidupnya. Gertrudis muda yang cerdas dan haus akan berbagai pengetahuan, sejak itu hidupnya didedikasikan untuk studi Kitab Suci dan teologi. Ia pun mengabdi sepenuhnya pada hidup doa dan meditasi. Serta mulai menulis hal-hal spiritual terutama untuk teman-temannya di biara. Salah satu temannya adalah Santa Mechtildis. Mereka mempraktekkan spiritualitas pernikahan mistis, mereka menempatkan diri sebagai mempelai Kristus.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Gertrudis dan beberapa biarawati secara bersama menulis banyak karya tulis yang sayangnya sudah banyak pula yang punah. Ada beberapa karya tulis yang terpelihara, salah satunya adalah Legatus Memorialis Abundantiae Divinae Pietatis. Atau dikenal juga sebagai The Herald of Divine Loving yang terdiri dari 5 buku. Buku kedua ditulis oleh Gertrudis sendiri pada tahun 1289. Karya yang lain adalah Preces Gertrudianae (Doa Gertrudian).

Dalam buku kedua Herald, Gertrudis menulis penjabaran yang mendalam namun gamblang tentang penghormatan kepada Hati Kudus Yesus. Dengan sangat menyakinkan ia menjelaskan bahwa dari Hati Kristus yang terluka, tercurah sumber penebusan dosa. Karena tulisan ini, devosi kepada Hati Kudus Yesus, yang sesungguhnya telah ada sejak lama, menjadi lebih dapat dihayati. Tak heran bila Gertrudis dikenang sebagai devosan Hati Kudus Yesus yang terkenal.

Gertrudis juga memperkenalkan suatu latihan rohani yang masih dikenal hingga sekarang. Latihan rohani ini berupa doa dan meditasi yang didasarkan pada tema dan ritus liturgi Gereja. Terutama untuk persiapan baptisan, pertobatan, serta kematian. Juga dalam proses pemuridan atau sebagai puji-pujian kepada Allah.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Gertrudis meninggal pada usia 46 tahun, pada 17 November 1302. Pada tahun 1606 Roma mengakui dan menyetujui doa, bacaan, dan himne dalam liturgi untuk menghormati Getrudis. Pengakuan ini dinilai setara dengan kanonisasi. Paus Klemens XII menetapkan tanggal 16 November sebagai hari peringatan Santa Gertrudis. Gelar Agung diberikan oleh Paus Benediktus XIV karena spiritualitas dan wawasan teologi Gertrudis yang sangat dalam. Pemberian gelar Agung ini juga untuk membedakan dengan Gertrudis dari Hackeborn, yang tak lain adalah pembimbing Gertrudis sekaligus kepala biara St. Mary.

Di banyak negara nama Gertrudis Agung terus dihormati. Di Amerika Serikat, banyak sekolah dan biara menggunakan nama Gertrudis sebagai penghormatan. Di Peru, Amerika Selatan, pesta Santa Gertrudis dirayakan secara megah. Bahkan di New Mexico dibangun sebuah kota Santa Gertrudis de lo de Mora.

Semoga kita dapat meneladani keutamaan Santa  Gertrudis Agung ini. Rajin membaca Kitab Suci, tekun dalam doa dan meditasi, berdevosi kepada Hati Kudus Yesus, serta tak lupa setiap hari mendoakan jiwa-jiwa di pulgatorium.

Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles