web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Ketua KWI Ajak Umat Katolik Topang Gizi Seminaris

3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengajak umat Katolik untuk memberi perhatian lebih serius terhadap asupan gizi para seminaris demi pertumbuhan jasmani, rohani, dan intelektual yang lebih baik.

Hal ini disampaikan oleh Mgr. Antonius saat menyampaikan homili pada Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi oleh 35 uskup dan beberapa imam pada Minggu (12/11/2023) di Gereja St. Andreas, Jakarta Barat. Selebran utama adalah Uskup Tanjungkarang, Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.

Perayaan Ekaristi tersebut merupakan program tahunan yang digagas oleh Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari (Gotaus).

“Hari ini bersama dengan para uskup KWI, kita merayakan Ekaristi untuk mendukung Gotaus, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari, terutama seminari menengah. Dan tadi saya berbicara dengan Romo (Nikasius) Jatmiko, sekretaris eksekutif Komisi Seminari (KWI), beliau berkata ‘ini, Bapak Uskup, khusus untuk gizi.’ Jadi Gotaus mengumpulkan (dana) untuk gizi. Diperkirakan, katanya, setahun ini sudah satu koma sekian ‘M’ kita persembahkan untuk gizi, untuk menopang gizi agar anak-anak tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis
Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Yang harus diberi makan banyak gizi itu anak-anak seminari yang sedang tumbuh dari kecil agar tumbuh lebih tinggi, otaknya berkembang baik, emosinya seimbang, imannya baik, belajar dengan baik, ikut formasi dengan baik. Sehingga harapan mempunyai gembala yang baik terwujud.”

Ia juga mendorong umat Katolik agar berani berkorban demi kepentingan Gereja. 

“Bagaimana umat juga bisa memberikan peran. Umat kadang-kadang menuntut gembala yang baik, imam yang baik, uskup yang ideal. Maka berilah anak-anak yang ideal. Kalau Saudara-Saudari punya anak yang bisa menjadi imam dan punya panggilan, doronglah. Jangan dicegah. Berikanlah. Kalau Saudara tidak punya anak, doakan anak-anak muda lain supaya jadi imam. Kalau Saudara tidak punya anak, tidak punya orang yang didoakan, berilah fasilitas Saudara, donasi untuk anak-anak seminari,” imbuhnya.

Menurut Mgr. Antonius, yang juga uskup Keuskupan Bandung, sekitar 5.100 orang muda saat ini tengah menjalani masa formasi di 48 seminari menengah yang ada di Indonesia.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

“Mari kita doakan lebih banyak lagi anak muda terpanggil. Para orang tua silakan mendoakan atau mempersembahkan anaknya atau mendanai anak orang lain untuk menjadi gembala-gembala demi Gereja kita. Kalau punya anak yang tertarik menjadi imam, persembahkanlah kepada Tuhan. Kalau tak punya anak yang mau menjadi imam, bantulah pendidikan imam tersebut, baik secara materi maupun secara rohani,” ungkapnya. 

Memprihatinkan

Ditemui HIDUPKATOLIK.COM seusai Perayaan Ekaristi, Ketua Umum Gotaus, Arnold Darmanto, menceritakan bahwa kondisi para seminaris khususnya di wilayah pedalaman sangat memprihatinkan. 

Ketua Umum Gotaus Arnold Darmanto (tengah), Pastor Rekan Paroki Kedoya Romo Samuel Anak Agung I Made Putrayasa, MSC (kiri), dan seorang donatur, Harsanta (kanan) berfoto bersama (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Kayak panti asuhan, makan cuma nasi dan ikan asin satu potong. Lauk itu hanya pengantar supaya nasi masuk (ke perut). Makanya sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Ia mengibaratkan Gotaus sebagai “B to B” karena gerakan ini mengumpulkan dana dari umat Katolik untuk menopang asupan gizi para seminaris. Gotaus mentransfer sejumlah dana setiap enam bulan sekali ke semua seminari menengah tersebut. Ada seminari yang mendapatkan bantuan 100 persen, ada pula yang mendapatkan bantuan 50, 60, 80 dan 90 persen. Setiap seminaris mendapat bantuan sebesar Rp 100.000 per bulan.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

“Kami setiap tahun membutuhkan dana sekitar 3,5 M. Jadi bayangin kami mengayuh sepeda untuk mencari dana terus. Padahal cara mencari dana hanya (melalui) Misa Jumat Pertama. Sekarang kami tidak di gereja-gereja lagi. Makanya (Misa Konselebrasi) ini kami harapkan menjadi tambahan ‘darah’ untuk kas kami,” ujarnya, seraya menyebut donasi yang diberikan bersifat “loosen.”

Berkualitas

Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Kedoya, Romo Jhems Kumolontang, MSC menekankan pentingnya masa formasi untuk menghasilkan imam-imam berkualitas.  

Pastor Paroki Kedoya Romo Jhems Kumolontang, MSC (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Dengan dukungan berbagai pihak, Gotaus dan umat, yang sungguh peduli dengan perkembangan para seminaris, pada akhirnya – selain pertumbuhan gizi berubah – tentu juga Gereja bisa memperoleh imam-imam yang sungguh berkualitas dan bisa melayani dengan baik,” ujarnya.

Ia berharap Perayaan Ekaristi konselebrasi tersebut mendorong umat paroki agar terlibat dalam gerakan penggalangan dana yang digagas oleh Gotaus. Selain itu, orang muda paroki tergerak untuk masuk seminari.

Katharina Reny Lestari

 

 

    

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles