HIDUPKATOLIK.COM – Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran; Yeh 47:1-2, 8-9, 12; Mzm 46:2-3,5-6,8-9;1Kor.3:9b-11, 16-17; Yoh 2:13-22
APAKAH Yesus marah? Tidak ditemukan keterangan yang menyatakan bahwa Ia marah. Sejumlah transaksi tentu dibutuhkan untuk kepentingan ibadat seperti binatang korban, penukaran uang bagi orang asing yang datang dari jauh, dan sebagainya. Sikap-Nya terhadap keributan jual beli di halaman bait Allah lebih ingin menampilkan pesan pembaharuan yang dikobarkan oleh cinta-Nya untuk rumah Allah, bukan untuk menghapus pasar.
Yesus tidak berbicara tentang Bait Suci dalam bentuk bangunan tetapi Bait Suci baru yang dibangun dari Tubuh-Nya sebagai Mesias, melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Bait Suci rohani ini menjadi sumber air hidup di mana jemaat akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Alih-alih percaya, orang-orang Yahudi malah menantang dan meminta tanda dari Yesus. Mereka mencemarkan Bait Allah dengan ketidakpercayaan dan penolakan.
Yesus mendirikan Bait Suci baru melalui Roh-Nya yang tinggal di dalam diri orang percaya. Kesucian Bait Allah terpancar melalui para penyembah yang beribadat dengan hati murni dan luhur, bukan melalui arsitektur, aneka ornamen, dan ritual-ritual lahiriah. Kehadiran dan tindakan tegas Yesus di Bait Allah menjadi tanda nyata kerinduan-Nya untuk menyelamatkan bangsa-Nya yang keras hati dan tegar tengkuk.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta