HIDUPKATOLIK.COM – Romo Kris yang baik, apakah boleh mendoakan arwah bagi orang yang beragama non-Katolik saat Misa Peringatan Arwah Semua Orang Beriman yang diperingati setiap tanggal 2 November?
Dian, Jakarta
DALAM bagian Misa Arwah dalam Doa Syukur III, setelah mendoakan mereka yang wafat atau yang diperingati hari wafatnya, kemudian dilanjutkan dengan ungkapan doa, “Sudilah menerima dengan rela ke dalam Kerajaan-Mu Saudara-Saudari yang telah meninggal dan semua orang yang berkenan pada-Mu, yang telah beralih dari dunia ini.” Di dalamnya tidak disebutkan secara spesifik agama mereka yang didoakan. Mereka yang berkenan pada Tuhan, tidak dapat dikategorikan ke dalam agama atau kepercayaan tertentu.
Pertanyaan lebih mendasar di balik ini adalah persoalan tentang keselamatan. Tentu Gereja Katolik meyakini bahwa keselamatan ada dalam diri Yesus Kristus, sebab Dia-lah jalan, kebenaran dan hidup, hanya melalui Dia kita sampai kepada Allah Bapa, sebab Dia itu sendirilah Tuhan, Bapa ada dalam Dia dan Dia ada dalam Bapa. Akan tetapi tidak berarti hanya mereka yang percaya kepada Kristus dan dibaptis dalam nama-Nya yang akan diselamatkan-Nya. Gambaran tentang Yesus sebagai gembala yang baik memberi gambaran jelas akan hal itu, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini, domba-domba itu harus Kutuntun juga … .”
Gambaran mengenai gembala dan domba mengingatkan kita pula akan gambaran mengenai gembala yang mencari yang walaupun punya 100 ekor domba, namun jika hanya satu yang hilang, akan meninggalkan yang 99 demi mencari yang satu itu. Allah senantiasa mencari untuk menyelamatkan siapa saja. Gambaran tentang domba pun dipakai Matius ketika berbicara tentang siapa yang diselamatkan saat pengadilan terakhir. Kriteria domba yang diselamatkan adalah mereka yang mau melakukan sesuatu untuk sesama yang kecil dan menderita, sebab dengan melakukan itu, kita melakukannya untuk Tuhan. Yang diselamatkan bukanlah terutama yang berseru “Tuhan-Tuhan,” melainlan mereka yang melaksanakan kehendak Bapa. Bahkan mereka yang mendengarkan dan melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang layak disebut sebagai saudara-saudari Yesus.
Saat seorang ahli Taurat bertanya apa yang harus dibuat untuk memperoleh hidup kekal, agar diselamatkan, Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati: bukan status yang menyelamatkan melainkan mereka yang menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang menderita. Akan tetapi lebih lanjut, keselamatan adalah dari Allah, bukan berdasarkan pada kriteria manusia, sebab saat banyak orang bertanya siapakah yang diselamatkan, sebab jalan ke sana sangatlah sempit dan sulit, Yesus hanya menjawab, “Bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin”. Sehingga mereka yang datang dari timur dan barat, utara dan selatan, mereka yang terakhir dan bukan yang terdahulu yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Keselamatan adalah milik Allah, tidak tergantung pada usaha dan bahkan kriteria manusia. Status dan keikutsertaan dalam agama Katolik, sudah dibaptis tidak otomatis akan menempatkan kita dalam jalan keselamatan, kalau kita tidak mendengarkan serta melaksanakan kehendak-Nya. Allah berkehendak menyelamatkan semua, pun mereka yang berada di luar Gereja. Dia mengharapkan semuanya bersatu kembali dengan-Nya, Sang Pencipta, sebab semuanya adalah anak-anak Allah, diciptakan oleh-Nya. Dia menurunkan matahari dan hujan bagi siapa saja, juga bagi orang yang tidak benar, agar kita memiliki kasih yang tidak membeda-bedakan siapa saja, agar kita menjadi seperti Bapa.
Dalam Gereja Katolik ada ungkapan dua jalan keselamatan ordinary, jalan keselamatan biasa, bagi mereka yang percaya dan dibaptis, serta jalan keselamatan di luar jalan itu, extraordinary, mereka yang di luar Gereja. Sejak awal Gereja mengakui itu, sebagaimana dalam ungkapan dari Santo Yustinus (abad kedua) tentang semina verbi, benih-benih sabda (Kristus) juga ada di luar tubuh-Nya, berkat Roh Kudus. Maka mereka yang tidak dibaptis pun bisa dan akan diselamatkan dalam Kristus Yesus.
Apakah boleh mendoakan arwah mereka yang bukan Katolik? Kiranya bukan sekadar boleh, tetapi baik kalau mendoakan mereka yang bukan Katolik. Ada ungkapan demikian, “Allah ingin neraka kosong, Allah ingin semua masuk surga,” demikianlah kita memohonkan kepada Allah agar semua yang meninggal, entah dibaptis atau tidak dibaptis, mendapatkan rahmat keselamatan dari Allah.
Pengasuh: Romo T. Krispurwana Cahyadi, SJ (Teolog, tinggal di Girisonta)
Majalah HIDUP, Edisi No.43, Tahun Ke-77, Minggu, 22 Oktober 2023