HIDUPKATOLIK.COM – Keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di Eropa mengungkapkan kesedihan dan keprihatinan mereka karena kehilangan kontak dengan kerabat mereka di Gaza. “Kami tidak tahu apakah mereka masih hidup atau tidak. Tidak ada tempat yang aman di Gaza sekarang!”
Kontak dengan beberapa orang di Gaza telah terputus selama tiga hari. Tidak ada internet atau listrik di daerah yang dilanda perang tersebut, sehingga anggota keluarga yang berhasil meninggalkan Gaza, tidak dapat menghubungi anggota keluarga yang masih tinggal di daerah kantong tersebut.
Kami berbicara dengan Hanadi Abuteir yang bermigrasi dari Gaza ke Eropa. Keamanan menjadi alasan utama mengapa dia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan keluarganya beberapa tahun lalu. Dia bermigrasi ke Kroasia bersama putranya.
Kakaknya memutuskan untuk tinggal di Gaza. Saat ini dia tinggal di sana bersama ketiga anaknya di kota Khan Younes.
Sejak konflik perang semakin parah, Hanadi masih berhasil menghubungi mereka, namun selama beberapa hari hingga saat ini tidak ada kabar mengenai keluarganya.
“Kami tidak memiliki kontak apa pun saat ini. Kami sekarang takut, dan kami hanya berdoa saat ini. Kami tidak tahu apakah mereka masih hidup atau tidak,” katanya.
Percakapan terakhirnya dengan keluarganya di Gaza adalah sambil menangis, “mereka memberi tahu kami: ini mungkin saat terakhir kami hidup karena ini bukan kehidupan,” tutur Hanadi.
Keluarganya tidak memiliki listrik, air atau makanan, “tidak ada seorang pun yang bisa tinggal di sana saat ini,” katanya.
Tidak ada bantuan kemanusiaan
Bantuan kemanusiaan masih belum bisa menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan di Gaza. Bantuan terbatas yang diperbolehkan untuk dikirim melalui perbatasan dengan Mesir tidaklah cukup.
Bantuan tidak pernah sampai ke saudara perempuan Hanadi dan anak-anaknya di Khan Younes.
Tidak ada yang membantu mereka, semua orang meninggalkan rumah mereka, rumah-rumah dibombardir, kata Hanadi. Namun adiknya tidak pernah pergi, hanya karena tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi.
“Tidak ada tempat di Gaza yang aman saat ini. Dan inilah masalahnya. Siapapun bisa mati,” tegas Hanadi.
Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata
Paus Fransiskus telah menyerukan gencatan senjata di Tanah Suci, pada 29 Oktober, pada Minggu Angelusnya.
Bapa Suci mengajak semua orang untuk “terus berdoa… untuk situasi serius di Palestina dan Israel”. Secara khusus, ia meminta agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza dan semua sandera dibebaskan.
“Doakan saja kami. Hentikan perang ini. Wanita dan anak-anak harus pergi. Mereka tidak berbuat apa-apa,
” desak Hanadi.
“Saat ini yang bisa kami lakukan hanyalah berdoa,” tutupnya. **
Sr. Nina Benedikta Krapić, VMZ (Vatican News)/Frans de Sales