HIDUPKATOLIK.COM – Selain beragam kegiatan lomba, salah satu kegiatan penting Pesparani III ialah seminar. Selama ini, baik Pesparani I Ambon maupun Pesparani II Kupang, seminar menjadi kegiatan penting dan menarik para peserta Pesparani. Tahun ini, Pesparani III Jakarta yang memilih bentuk Dialog Kebangsaan ketimbang seminar akan dilaksanakan pada Senin, 30 Oktober 2023 di Hotel Novotel, Mangga Dua Sawah Besar, Jakarta. Sedangkan tema yang diusung ialah “Bersatu Merajut Kebersamaan dalam Keberagaman: Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila.”
“Dialog Kebangsaan ini bernilai strategis karena dua alasan. Pertama, Pesparani III bertepatan dengan peringatan HUT ke-95 Sumpah Pemuda. Bertanah Air Satu, Berbangsa Satu, dan Berbahasa Satu adalah sumpah generasi muda tahun 1920-an yang menjadi embrio negara-bangsa Indonesia,” ujar Sebastian Salang, Ketua Umum Pesparani III Jakarta. Alasan kedua, Sebastian Salang menyebut, Pesparani III bertepatan dengan tahun politik, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden secara serentak pada 14 Februari 2024 serta Pemilu Kepala Daerah pada November 2024.
“Pesan utama Pesparani III ialah bahwa sekeras apa pun pertarungan politik di ajang pesta demokrasi tahun 2024 mendatang, kita semua rakyat Indonesia, harus menjaga Pancasila. Sebab, dengan menjaga Pancasila, kita sesungguhnya menjaga Indonesia,” ujar Sebastian Salang yang juga aktivis dan pengamat politik. Koordinator Bidang Seminar Silver Lake, menjelaskan bahwa rumusan tema Dialog Kebangsaan mengacu pada tema Pesparani III Tingkat Nasional “Kebersamaan dalam Keberagaman”.
“Pesparani Katolik Tingkat Nasional III di DKI Jakarta, membahasakan perdamaian dan mengusung Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia dalam segenap aktivitas seni budaya, baik secara lomba maupun non-lomba,” ujar Silver.
Lebih jauh, dosen Universitas Bina Nusantara ini menyebut, pihaknya lebih memilih bentuk kegiatan Dialog Kebangsaan ketimbang seminar agar suasananya lebih hidup dan menarik ketimbang seminar yang cenderung serius. “Untuk itu, kami mengundang sejumlah tokoh sebagai narasumber, mulai dari akademisi, pejabat pemerintahan, praktisi seni budaya, beberapa tokoh lintas agama, dan perwakilan generasi milenial,” ungkap Silver Lake. Apalagi, peserta seminar lebih banyak menghadirkan generasi milenial dan generasi Z dari sejumlah kampus di Jabodetabek,” pungkas Silver.
Dialog Kebangsaan dibuka oleh Sekjen Konferensi Wali Gereja Indonesia Mgr. Paskalis Bruno Syukur yang juga Uskup Bogor. Narasumber yang menjadi pembicara dalam Sesi I Dialog Kebangsaan tersebut.
Pertama, Ir. YB Satya Sananugraha, M.Eng. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan sebagai Keynote Speaker pada Dialog Kebangsaan akan mengajak semua warga bangsa untuk menerapkan dasar negara, nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta merajut kebersamaan berdasarkan Pancasila sebagai energi perekat bangsa. Selanjutnya memberikan pemahaman yang jelas dan pedoman menuju Indonesia Seabad, 2045 secara khusus bagi generasi muda yang harus mampu menghadapi tantangan lebih besar dari masa kini. Kedua, Rektor Universitas Tarumanagara: Prof Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., IPU, AE. Topik yang akan disampaikan adalah
“Menunjukkan Perjalanan NKRI 78 Tahun dan Prediksi Masa Depan Bangsa Menuju Seabad Indonesia 2045”. Ketiga, Ivan Nestorman. Topik yang disampaikan adalah “Menunjukkan Perjalanan NKRI 78 Tahun dan Prediksi Masa Depan Bangsa Menuju Seabad Indonesia 2045 dalam Perspektif Budaya Berkaitan dengan Penghayatan Butir-Butir Pancasila”.
Keempat, Karina Moudy, mewakili generasi muda millenial akan menyebut ciri-ciri generasi muda millennial dan generasi Z, bahkan generasi Alfa dalam memahami Pancasila sebagai fondasi bangsa Indonesia serta penguatan integritas pribadi generasi baru. Dan sebagai wakil generasi muda millennial akan mengaitkan peranan generasi baru dalam pengembangan kreativitas seni budaya lokal nasional berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Topik yang disampaikan adalah “Situasi Kini dan Harapan Masa Depan melalui Proses Regenerasi dalam Hidup Berbangsa dan Berbudaya Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila”.
Sedangkan Sesi II akan menampilkan Dialog Tokoh Agama seperti perwakilan agama Islam, agama Katolik, Agama Hindu, dan Agama Budha. Para tokoh agama ini akan menunjukkan kaidah-kaidah agama dan moral yang memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui Pesparani Katolik III tingkat Nasional di DKI Jakarta. Norma dan nilai-nilai yang berlaku, diakui, dan dilaksanakan untuk perdamaian dunia.
Tujuan dari seminar Dialog Kebangsaan adalah: Menemukan permasalahan bangsa yang berhubungan dengan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menunjukkan catatan jalan keluarnya menuju seabad Indonesia 2045.
Menunjukkan perjalanan NKRI selama 78 tahun serta prediksi masa depan bangsa dan proses regenerasi generasi baru dengan baik, benar, indah, aman, dalam hidup berbangsa dan berbudaya berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian diharapkan tercapai generasi muda yang kreatif, integer, inovatif, dan transformatif
Menempatkan Pesparani Katolik Tingkat Nasional III di DKI Jakarta sebagai salah satu aktivitas nasional dari sederetan lembaga nasional di Indonesia dan mewariskan perjalanan sejarah bangsa Indonesia demi mewujudkan kebersamaan dalam keberagaman serta perdamaian dunia menurut spiritualitas Katolik.
Hasil seminar berupa:
Publikasi book chapter Pesparani Katolik Tingkat Nasional III DKI Jakarta.
Meningkatkan relasi kemajemukan dan karakteristik keindonesiaan
Memperbarui rencana kerja dan tindakan berbasis nilai-nilai Pancasila .