HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan XXIX: Rm. 6:19-23; Mzm1:1-2,3,4,6; Lk. 12:49-53
YESUS bukanlah orang pertama yang berbicara tentang misi-Nya dengan menggunakan istilah “api”. Yohanes Pembaptis lebih dahulu menyatakan bahwa Mesias akan dibaptis dengan Roh Kudus dan dengan api (Luk. 3:16). Api sering digunakan di dalam Kitab Suci
sebagai symbol kehadiran dan tindakan Allah(bdk.Kej. 15:17;Kel. 40:38). Maka ketika Yesus mengatakan bahwa Dia akan mendatangkan api ke atas bumi, hal itu dimengerti sebagai kehadiran dan kuasa Allah yang bertindak di dalam diri Yesus.
Api juga merupakan gambaran tentang penghakiman dan penderitaan. Di dalam nyala api Allah, kita dicobai dan diadili, dihukum, dan disucikan. Iman kita akan diuji oleh api penderitaan (1 Ptr. 1:17). Akhirnya, kejahatan, kematian, serta setiap orang yang tidak percaya akan dilempar ke dalam lautan api (Bdk. Why. 20:10-14). Dengan demikian api yang dihadirkan Yesus ke atas bumi akan membakar segala dosa kita sebagai “manusia lama”. Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Namun perubahan ini mengandung banyak penderitaan. Melalui sebuah “pembaptisan” salib, Yesus menerima kembali murid-murid-Nya. Jalan Yesus adalah juga jalan para murid (Luk. 9:57-61). Kita dimurnikan melalui pembaptisan tersebut.
Dalam suratnya kepada Jemaat di Roma Paulus menegaskan bahwa apa bila seseorang menyerahkan dirinya kepada Kristus, ia tidak menjadi orang yang sempurna seketika itu, sebab perjuangannya belum selesai. Pada saat ia menjadi milik Kristus, ia telah mulai dengan proses pengudusan.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma