HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan XXIX: Rm. 6:12-18; Mzm 124:1-3,4-6,7-8; Lk. 12:39-48.
TEMA tentang kewaspadaan masih dilanjutkan pada Injil hari ini. Rasul Petrus yang bersama-sama dengan Yesus menjadi heran, kepada siapa perumpamaan ini ditujukan (ay.41). Yesus menjelaskan bahwa kehadiran seorang pemimpin di dalam komunitas adalah melayani dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih (ay. 44-48). Kehadiran seorang pemimpin adalah seorang peayan dan bukan seorang tuan. Bahkan pelayan diartikan juga sebagai hamba. Seorang pelayan atau hamba menyumbangkan pelayanannya terhadap komunitas tanpa persaingan atau kecurigaan di antara para hamba, sebab mereka memiliki seorang Majikan yang benar dan sama.
Pada zaman rasul Paulus, kedudukan seorang hamba adalah milik tuannya secara mutlak. Demikian orang yang belum mengenal Kristus hidup dalam perhambaan dosa. Paulus menegaskan bahwa orang Kristen tidak mempunyai tuan lain selain Kristus, olehnya ia tidak dapat menggunakan kasih karunia Allah untuk berbuat dosa.
Di dalam Keluarga Allah, Gereja, semua pemimpin, yang kecil sekali pun harus melihat dirinya sebagai seorang pelayan Yesus dan hamba di dalam komunitas. sekarang, hal ini menjadi sulit di dalam sebuah kebudayaan korupsi sebab orang melihat jabatan sebagai kesempatan untuk mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Namun barang siapa yang sungguh-sungguh menjadi pelayan dan hamba seperti yang dimaksudkan oleh Yesus, dia akan menjadi seperti cahaya yang bersinar di dalam kegelapan.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma