HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan XXIX: Rm. 4:20-25;MT Luk. 1:69-70, 71-72,73-75; Lk. 12:13-21
PENGINJIL Lukas memanfaatkan kisah perjalanan Yesus untuk mengajarkan hal-hal yang penting tentang bagaimana menjadi seorang murid Yesus. Yesus menggunakan kesempatan perselisihan di antara saudara yang minta warisan dalam cerita ini, untuk membuat para murid-Nya mengerti bahwa Kerajaan Allah bukan hanya soal menyelesaikan masalah di dalam keseharian. Melalui misi Kerajaan Allah, Yesus menginginkan sebuah perubahan sikap yang radikal berhadapan dengan perselisihan yang disebabkan oleh ketamakan dan iri hati.
Apa yang diajarkan oleh Yesus tentang kedudukan uang dan harta kekayaan, nampaknya bertentangan dengan apa yang dipikirkan oleh para murid dan orang banyak, bahwa uang mendatangkan kebahagiaan. Yesus mengingatkan bahwa mencari kebahagiaan dengan cara memiliki banyak harta adalah suatu mimpi yang keliru sebab banyak yang dimiliki,
banyak pula keinginan. Mengumpulkan banyak harta tidak serentak membuat kita rasa puas dan tenteram; selain itu, harta yang dimiliki di dunia akan ditinggalkan semuanya ketika kita mati. Allah adalah harta kekayaan kita yang kekal dari segala sesuatu yang lain.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengajarkan bahwa Abraham dibenarkan karena percaya kepada Allah yang dapat membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Selama kita mengandalkan bahwa segala sesuatu tergantung pada usaha kita maka yang kita peroleh justru ketidakamanan.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma