HIDUPKATOLIK.COM – Rm. 4:1-8; Mmz. 32: 1-2, 5,11; Luk. 12:1-7
KEMUNAFIKAN adalah adanya sikap kontradiksi antara kata dan perbuatan yang tampak dari isi hati. Orang munafik kuat menjaga penampilan diri, seolah-olah suci dan baik tetapi hati mereka penuh tipu daya dan akal-akalan. Melakukan lakon yang bukan dirinya dan berupaya supaya manis kelihatannya di hadapan orang lain.
Terhadap mental di atas ini, Yesus merasa perlu menasihati para murid itu agar bertindak jujur dan sesuai dengan kebenaran. Pada waktunya, yang benar tampak dan yang jahat akan kelihatan. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Semua akan terang ke permukaan pada waktunya, bahkan rambut kepala pun terhitung semuanya.
Yesus pun menegaskan agar takut pada Allah bukan pada manusia. Hidup takut kepada Allah dalam Kitab Suci berarti hidup seturut kehendak Tuhan dan berjalan dalam jalan Allah. Takut akan Allah berarti dalam bertindak dan bersikap selalu menyadari dan menghormati kehadiran Tuhan karena itulah agar selalu bertindak benar, tulus, dan jujur.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)