HIDUPKATOLIK.COM – APRESIASI yang tinggi pantas diberikan kepada Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus. Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau Keuskupan Panglkalpinang ini dengan segala upaya dan kerja kerasnya bersama timnya mengartikulasikan betapa krusial, bahkan daruratnya kasus perdagangan orang belakangan ini.
Mencuatnya figur Romo Paschalis — sempat mencuri perhatian media nasional –- harus diakui, sedikit-banyak mengangkat kasus perdagangan orang ini ke ranah nasional dan menjadi keprihatinan banyak kalangan, termasuk pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD bahkan secara khusus menyambangi Romo Paschalis yang sempat diadukan oleh pihak tertentu. Menteri Mahfud mendengar paparan langsung dari Romo Paschalis tentang jaringan perdagangan orang dan pendampingan yang telah dilakukan lembaga yang dipimpin Romo Paschalis.
Beberapa waktu lalu Romo Paschalis hadir sebagai salah satu pembicara dalam sebuah Seminar Justice and Mercy bertema Uniting to Eradicate Human Trafficking di Jakarta beberapa waktu lalu. Ia membeberkan hal yang sama tentang kedauratan kasus perdagangan orang ini seperti fenomena gunung es.
Dalam kesempatan ini, pembicara lain mengungkapkan keprihatinan yang sama. “Dalam 20 detik, ada satu anak di dunia menjadi korban human trafficking. Sebuah kenyataan yang sangat mengerikan. Saat ini, kasus human trafficking semakin menjadi-jadi. Yang lebih memprihatinkan, tidak semua orang mengetahui akan hal ini dan tidak peduli dengan kasus ini,” kata Priscilla Imelda Tjandra Joseph.
“Dengan sindikat jaringan yang kuat, sistemik, terorganisir dan cakupan yang luas hingga lintas batas negara menjadikannya sebagai kejahatan yang sangat kompleks. Akar penyebab masalah yang tentunya kompleks pula. Indonesia merupakan negara yang memiliki korban perdagangan orang tertinggi di Asia Tenggara,” kata Bintang.
“Perdagangan orang merupakan masalah kemanusiaan yang sangat besar. Penanganannya membutuhkan kerja sama dari banyak pihak,” kata Suster Irena Handayani, OSU.
Romo Paschalis mengatakan, perlu intervensi Gereja Katolik dalam upaya memerangi perdagangan orang. Menurutnya, intervensi terdiri atas tiga hal: pelayanan bagi mereka yang tidak paham dan berisiko; mereka yang bermigrasi untuk bekerja; dan mereka yang terjerumus ke dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Menanggapi hal ini, Kardinal Ignatius Suharyo mengutip pesan Paus Fransiskus dalam buku Arah Pastoral Mengenai Perdagangan Manusia yang dikeluarkan Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tahun 2019. “Setiap tahun ribuan laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban kerja yang memeras dan pelecehan seksual serta perdagangan organ, dan tampaknya bahwa kita telah menjadi begitu terbiasa dengan ini, sehingga menganggapnya sebagai hal yang normal. Ini menyedihkan, ini kejam, ini kriminal! Saya ingin mengingatkan semua orang akan tugasnya untuk melawan wabah yang mengerikan, sebuah bentuk perbudakan manusia moderen.”
Kata Kardinal, kalimatnya pendek namun bisa menjadi renungan kekuatan bagi kita semua untuk dengan satu dan lain cara terlibat di dalam usaha yang mulia melawan tindak pidana perdanganan orang.
Majalah HIDUP, Edisi No. 41, Tahun Ke-77, Minggu, 8 Oktober 2023