HIDUPKATOLIK.COM – Hari Sabtu, 30 September 2023 saya menghadiri undangan acara doa bersama ekumenis yang diberi nama Together – Pertemuan Umat Allah di Jakarta – Indonesia 2023.
Acara ini diprakarsai oleh para relawan komunitas Pemerhati Doa dengan Nyanyian Taizé di Indonesia. Acara doa bersama ekumenis, Together berlangsung di Kapel Maria Penolong Abadi, Gereja Santa Maria Imakulata (SMI), Paroki Kalideres, Jakarta Barat.
Ketika mendapat undangan untuk meliput acara ini saya tertarik dengan dua kata yaitu Nyanyian Taizé dan doa bersama ekumenis. Yang pertama, Nyanyian doa Taizé sudah tidak asing lagi bagi saya karena doa ini sering saya ikuti.
Nyanyian doa Taizé ini akan membawa saya dalam keheningan berdoa sehingga saya bisa berlama-lama duduk diam untuk memuji nama-Nya. Yang kedua, Doa bersama ekumenis yang merupakan hal pertama untuk saya pelajari. Ekumenis berarti bahwa acara ini bukan hanya diperuntukkan bagi kalangan umat Kristen Katolik tetapi juga bisa bagi umat Kristen lainnya.
Ketika memasuki ruangan Kapel Maria Penolong Abadi, saya merasakan aura keheningan dan sukacita untuk memuji Tuhan. Terlihat para pemain musik dan pelantun doa sudah siap ditempatnya untuk mengiringi acara doa bersama ini. Tepat pukul 10.00 wib terdengar suara lembut dan merdu alat musik yang dimainkan untuk mengiringi lagu “Adsumus Sancte Spiritus”. Sebagai ciri khas nyanyian doa Taizé, setiap lagu akan diulang berkali-kali sehingga bisa membawa siapa saja yang melantunkannya memasuki suasana keheningan diri dalam doa.
Kala itu saya melihat Pastor Agustinus Heri Wibowo, Sekretaris HAK KWI membuka acara ibadat doa bersama ekumenis ini dengan sebuah berkat. Lalu ibadat ini dilanjutkan dengan pembacaan liturgi secara bergantian oleh Pendeta Adi Cahyono dari GKI Delima dan Pater Prochoros Rinus Manukallo dari Gereja Ortodoks Konstantinopel. Acara ibadat ini menjadi terlihat berbeda dan istimewa karena ada dua tokoh gereja yang tidak pernah saya temui ini hadir bersama.
Setelah acara ibadat doa bersama ekumenis ini selesai semua umat diajak untuk mengikuti acara penanaman bibit pohon secara simbolis yang dilakukan oleh ketiga pemuka agama ini. Penanaman bibit pohon ini sebagai tanda pertobatan ekologi dan pelestarian alam lingkungan yang harus dilakukan bersama-sama. Diakhir acara, saya berkesempatan untuk berfoto bersama dengan semua umat yang hadir didalam acara ini.
Together hadir pertama kalinya melalui Bruder Alois, Pemimpin Komunitas Taizé, Perancis pada Oktober 2021. Ketika ia diundang untuk berpidato pada pembukaan Sinode Para Uskup tentang Sinodalitas di Roma, Italia. Bruder Alois menyampaikan mimpinya mengundang berbagai Gereja dalam sebuah pertemuan ekumenis untuk melakukan hal yang sederhana, mendengarkan Firman Allah dengan waktu hening yang panjang dan doa syafaat bagi perdamaian. Acara doa bersama ekumenis kali ini bisa terlaksana karena dari berbagai denominasi dipersatukan melalui nyanyian doa Taize.
Acara Together ini ternyata sedang berlangsung di lapangan Santo Petrus, Roma, Italia selama 3 hari dimulai dari tanggal 29 September – 1 Oktober 2023. Dalam acara doa bersama ekumenis ini hadir Paus Fransiskus, Patriark Bartolomeus, Uskup Agung Justin Welby serta para pemimpin dan perwakilan dari berbagai denominasi Kristen yang berbeda. Di antaranya dari Ortodoks, Ortodoks Oriental, Protestan Garis Utama dan Persekutuan Evangelisasi-Pentakosta.
Together mengajak berbagai kelompok dan komunitas dari berbagai denominasi gereja untuk berdoa bersama masuk dalam keheningan, memuji dan merenungkan firman Tuhan. Acara doa ekumenis bersama ini juga bertepatan dengan malam menjelang Sidang Umum Biasa ke-16 Sinode para Uskup.
Sidang Sinode ini mengangkat tema “Untuk sebuah Gereja sinodai, Persekutuan, partisipasi dan misi.” Acara Sinode para Uskup ini akan berlangsung dari 4-29 Oktober 2023 di Roma. Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus dalam pengumumannya pada 15 Januari 2023, doa bersama ini merupakan bagian dari perjalanan sinodai dan ekumenis (“Jalan persatuan Kristen dan jalan pertobatan sinodai Gereja saling terkait.”)
Dalam acara Together ini saya bertemu dengan Suster Yulita, CB yang berkarya di Rs. St. Carolus, Jakarta. Suster Yulita, CB walaupun sudah pensiun masih dipercayakan oleh kongregasi untuk mengurus dokumen sejarah dari buku-buku yang berbahasa Belanda kemudian diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Selama 30 tahun Suster Yulita, CB pernah tinggal di Belgia dan Belanda. Suster juga punya hobi memainkan musik, dalam acara Together ia memainkan alat musik Flute. Beliau juga merupakan bagian dari komunitas nyanyian doa Taizé di Gereja Santa Maria Imakulata.
Pater Prochoros Rinus Manukallo dari Gereja Ortodoks Konstantinopel saat ini berkarya di Jakarta berada di bawah kepemimpinan Keuskupan Singapura. Pater Prochoros mengatakan bahwa, “Kita akan sulit untuk mengajak gereja-gereja ini untuk berkumpul dalam suatu ibadat tetapi melalui Nyanyian doa Taizé, kita bisa bersama-sama menghidupi kehidupan doa. Kita harus mengakui keberadaan masing-masing gereja, Nyanyian doa Taizé merupakan ruang untuk kita saling bersama menyapa dan berkontemplasi.”
Semoga melalui Nyanyian doa Taizé yang telah diselenggarakan oleh Together dalam doa bersama ekumenis ini, dapat menyatukan umat Kristiani dari berbagai denomasi gereja di seluruh dunia untuk berkontemplasi dan bermeditasi. “Adoramus Te, O Christe” (Kami memuji-Mu Tuhan).
Evi Susanto (Kontributor Tangerang)
Pater Prochoros Rinus Manukallo dari Gereja Ortodoks Konstantinopel saat ini berkarya di Jakarta berada di bawah kepemimpinan Keuskupan Singapura
ini memang sangat bagus
dari sini kita dapat melihat jiwa” dan toleransi kepada agmanya
saya sangat bangga karena bisa melihat berita ini
ingat kita semua saudara walau tak sedarah
info tentang lainnya bisa kunjungi website kami https://ninercaphell.com/