HIDUPKATOLIK.COM – APAKAH orang bertato boleh melakukan donor darah? Pertanyaan itu makin banyak ditemukan dalam kehidupan masa kini. Saat kesadaran peduli sesama meningkat tetapi ada bagian gaya hidup yang mengikat. Hal ini muncul dalam dialog soft launching donor darah serentak Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI). Ternyata, jika pendonor bisa menjelaskan tato dibuat lebih dari dua tahun, dibuat dengan jarum individual yang steril, dan dilakukan oleh praktisi yang memperhatikan standar medis, maka ia boleh donor. Hal ini perlu diperhatikan karena ada kondisi seorang resipien atau penerima donor bisa mengalami risiko alergi apabila menerima darah berkali-kali dari banyak pendonor, atau berisiko tertular penyakit berbahaya seperti HIV, sipilis, dan sebagainya.
Kesehatan dalam hidup sehari-hari merupakan aspek vital yang tak bisa diingkari. Begitu banyak persoalan kesehatan yang terus mewarnai hidup kita dengan ragam kebutuhan penanganan dan tingkat intensitas keparahan sakitnya. Dalam proses ini keberadaan stok darah manusia yang memadai merupakan hal yang mutlak dan dijalankan tata kelolanya oleh PMI.
Memperhatikan hal itu, AAJI sebagai wadah perhimpunan alumni sekolah-sekolah Jesuit di Indonesia mengadakan kegiatan soft launching donor darah serentak se-Indonesia.
Tema Donor Darah Serentak AAJI 2023 “Setetes Cinta untuk Sesama” akan berlokasi di 23 tempat dan masih akan bertambah. Kegiatan dilaksanakan serentak pada bulan November tanggal 4-5, 11-12, dan 18-19 November 2023.
Hal ini disampaikan dalam soft launching 4/10/2023 di Gedung Pusat R. Kadarman Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Acara soft launching berlangsung secara offline dan online diikuti peserta dari seluruh Indonesia, perwakilan komunitas alumni yang menjadi anggota AAJI.
Hal ini memberi kegembiraan tersendiri karena upaya mencintai dan merawat kehidupan makin terwujud nyata seperti harapan Provinsial Serikat Jesus Indoensia, Romo Benedictus Hari Juliawan SJ saat menyampaikan sambutan. Dalam kondisi pasca pandemi kehidupan mulai berjalan normal, tetapi kehidupan manusia merupakan hal utama yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Sementara itu, Romo Bagus Laksana SJ, Rektor Universitas Sanata Dharma yang turut hadir mengapresiasi acara ini. Ia mengatakan donor darah memupuk persaudaraan antar asosiasi serta memberikan sesuatu yang berharga untuk sesama.
Kegiatan ini menjadi wujud kepedulian terhadap kebutuhan darah selain untuk membantu PMI dalam menjamin ketersediaan kantong darah di berbagai kota, mengajak masyarakat (khususnya anggota AAJI) untuk menjadi pendonor aktif/ pendonor baru; dan mempererat tali persaudaraan antar perhimpunan di berbagai kota. Tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan donor darah serentak. Setiap tahun ada pertumbuhan jumlah pendonor baik lama maupun baru dan jumlah kantong darah yang dikumpulkan.
Pada tahun 2023 ini diharapkan donor darah serentak berlangsung di 50 kota dan menghasilkan 2000 kantong darah. Lokasi dan jumlah pendonor berkembang dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2022 mencapai 43 lokasi dan terkumpul kurang lebih 1.500 kantong darah dengan 53% pendonor pasif/pendonor baru.
Ketua AAJI, Adrianus Roy menyampaikan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian pada hidup sesama, sekaligus juga menjadi wujud kolaborasi antarperhimpunan dalam AAJI, yang dibentuk pada 3 Maret 2007 dan berkedudukan di Jakarta. Saat ini AAJI beranggota alumni dari sembilan Lembaga Pendidikan Jesuit, yaitu IKASADHA (Ikatan Alumni Sanata Dharma – Yogyakarta); IKAGONA (Ikatan Alumni Gonzaga – Jakarta); KAPIKA (Keluarga Alumni PIKA – Semarang); PAKKJ (Perkumpulan Alumni Kolese Kanisius Jakarta – Jakarta); IASM (Ikatan Alumni Seminari Mertoyudan – Mertoyudan); PAKDB (Perkumpulan Alumni Kolese De Brito – Yogyakarta); KEKL (Keluarga Eks Kolese Loyola – Semarang); IKAAL (Ikatan Alumni Adhi Luhur – Nabire, Papua); dan IKAMI (Ikatan Keluarga Alumni Kolese Mikael – Solo & Cikarang).
Guna menambah pengetahuan serta wawasan dalam soft launching ini juga diberikan materi oleh dokter Linda Lukitasari Waseso, Ketua Pusat pengembangan UDD sekaligus Pengurus Pusat PMI. Ia menyampaikan seluk beluk donor darah mulai dari latar belakang, prosesnya, kebutuhan darah di Indonesia, hingga tahapan proses pengelolaan kantung darah dan distribusinya. Penting dalam konteks ini adalah upaya PMI untuk mengajak masyarakat umum melakukan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup. AAJI mengajak pembaca HIDUP turut menyebarkan informasi dan memberikan dukungan dalam upaya mendukung kelancaran Donor Darah Serentak AAJI 2023 ini.
Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)