HIDUPKATOLIK.COM – Neh.8:1-4a, 5-6, 7b-12; Mzm.19:8,9, 10, 11; Luk.10:1-12
IMAM Ezra membacakan Taurat dan kaum Lewi menjelaskan maknanya. Umat Israel yang berkumpul di Bait Allah terharu dan bersukacita mendengarkannya, karena mereka mengerti maknanya. Sabda Allah memang tidak hanya untuk didengarkan, namun perlu juga dipahami supaya mendatangkan kegembiraan hidup. Nehemia pun menghimbau orang Israel pergi merayakan hari kudus itu dengan membagikan makanan-minuman kepada mereka yang tidak punya, salah satu perwujudan pemahaman Sabda Allah.
Tidak heran, Yesus mengutus 70 muridnya untuk mewartakan Sabda Kerajaan Allah, yang mendatangkan damai dan sukacita kepada setiap orang yang bersedia menerima Sabda. Damai datang dan tinggal di rumah orang yang membuka hati kepada Sabda Allah. Para pekerja pun diliputi suasana gembira untuk melayani sepenuh hati, tanpa mencari keuntungan diri sendiri. Hanya mereka yang menolak Sabda Allah akan gagal merasakan damai, sukacita dan keselamatan.
Sabda Allah itu sempurna, menyegarkan jiwa, menyukakan hati…! (Mzm 19:8-9) Jika memahami makna Firman Allah, semangat kita akan dikobarkan, hati akan damai dan penuh sukacita, karena kita mengerti betapa Allah mengasihi kita tanpa syarat dan setia dalam janji-Nya menyelamatkan kita. Tidak ada alasan bagi orang beriman menolak Sabda Allah, karena Sabda itu sumber damai dan sukacita.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak