HIDUPKATOLIK.COM – Aristoteles seorang filsuf Yunani kuno memandang politik sebagai ilmu atau seni pemerintahan yang bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama (common good) atau kebahagiaan bersama (eudaimonia). Maka peran orang muda dalam politik sangat penting dan memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Masa depan Indonesia yang berlimpah “susu dan madu serta penuh teriakan sorak-sorai”. Sehingga melalui kritikan dan masukan dari orang muda, dapat membawa Indonesia maju dalam semua lini kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, agama, pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur dan lain-lain.
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota kecil di wilayah Yunani yang sekarang dikenal dengan nama Macedonia. Dia meninggal pada tahun 322 SM di Euboea (Yunani) dalam usia 62 tahun. Aristoteles adalah murid dari seorang filsuf terkenal yakni Plato dan banyak menghasilkan berbagai karya mencakup berbagai topik yakni filsafat, etika, politik, logika, fisika, biologi, dan astronomi. Pemikiran politiknya, seperti yang tertuang dalam karyanya yang berjudul “politik” tetap menjadi sumber inspirasi dalam teori politik hingga saat ini.
Aristoteles tidak memandang politik sebagai urusan mereka yang bekerja dalam ranah politik saja, tetapi setiap warga negara memiliki peran dalam mencapai kebaikan bersama. Maka orang muda perlu mendapatkan pendidikan politik yang kuat. Pendidikan politik menjadi sebuah cara untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang sistem politik, tata pemerintahan, nilai-nilai demokrasi, serta peran aktif dari semua warga negara dalam proses politik.
Aristoteles mengidentifikasikan tiga bentuk pemerintahan yakni monarki (pemerintahan satu orang), aristokrasi (pemerintahan beberapa orang terpilih) dan politeia (pemerintahan oleh banyak orang dalam bentuk republik). Sehingga pemerintahan yang ideal dan baik akan terjadi jika semua warga negara terlibat aktif. Orang muda harus bertindak dengan integritas dan berusaha untuk mencapai kebaikan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi. Mereka dapat menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan yang lebih etis.
Tantangan Orang Muda
Dalam realitas kehidupan sehari-hari, perlu kita melihat tantangan yang dihadapi oleh orang muda dalam dunia politik. Orang muda seringkali belum memiliki pengalaman praktis dalam politik, seperti berpartisipasi dalam kampanye politik, memahami proses legislatif, atau bekerja dalam pemerintahan. Dan yang lebih membuat orang muda merasa kurang percaya diri dalam mengambil peran aktif yakni kurangnya jaringan politik dan kurangnya sumber dana.
Memang harus kita akui bersama bahwa walaupun orang muda memiliki keinginan yang kuat untuk masuk berkompetisi dalam dunia politik, namun kurang memiliki jaringan politik dan dana, maka semua cita-cita itu hanya ada tersusun rapi di dalam dirinya. Semua hanya dalam tatanan pemikiran atau hanya dalam gagasan namun belum menjadi peristiwa. Maka hidup dalam dunia realitas yang semuanya membutuhkan uang akan memperkecil harapan orang muda untuk berpartisipasi dalam gelanggang politik.
Politik modern dalam pemilihan umum dan kampanye politik melibatkan dana yang cukup besar. Dalam kampanye politik, calon politik perlu menggalang dukungan publik seperti memproduksi materi kampanye, melalui iklan televisi dan radio, membuat papan iklan, spanduk, brosur, dan situs web kampanye. Calon tersebut juga harus menghabiskan uang untuk penelitian dan analisis data untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang pemilih potensial, tren politik, dan isu-isu yang relevan. Ada juga kebutuhan dana untuk membayar gaji staf, biaya operasional, dan biaya transportasi untuk mengunjungi semua warga di negara ini.
Melihat dan memperhatikan kebutuhan finansial yang cukup menguras isi rekening, dompet, dan tabungan ini, anak muda yang tidak memiliki dana yang cukup, akan memendamkan niat dan cita-citanya untuk masuk dalam dunia politik. Mungkin ada anak muda yang pesimis akan berkata “mungkin dunia politik bukanlah jalan hidupku”, sedangkan anak muda yang optimis akan berkata ” keberhasilan dimulai dari tekad, bukan dari jumlah uang dari dompetku”.
Peluang
Berhadapan dengan tantangan dalam politik modern, orang muda juga memiliki peluang yang cukup besar untuk berkompetisi dalam dunia politik. Fakta yang paling nyata dialami oleh orang muda zaman sekarang adalah dengan adanya kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Orang muda yang menggunakan media sosial atau platform online secara bijaksana, akan menjadikan kemajuan teknologi ini menjadi pintu baginya untuk masuk dalam dunia politik atau menyampaikan kritik dan saran kepada pemerintahan demi kebaikan bersama. Beda zaman, maka beda pula tantangan yang dihadapi oleh negara. Maka butuh sikap kritis dan bijaksana dalam menyikapi tantangan itu.
Keterlibatan aktif orang muda dalam dunia politik dengan menggunakan media sosial juga dapat membantu orang muda dan senior mereka untuk bekerja sama dalam menghasilkan solusi yang lebih baik untuk masalah politik. Maka perlu disadari juga bahwa orang muda seringkali memiliki energi, semangat, dan visi yang kuat terhadap perubahan. Dengan semangat dan visi perubahan yang kuat ini, orang muda bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kemajuan negara dalam menyikapi atau mengambil keputusan terkait kebijakan pemerintah.
Di negara ini ada salah satu partai politik yang banyak menerima anak muda untuk terlibat dalam dunia politik. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sekarang dipimpin oleh Kaesang Pangarep menawarkan sebuah kebaruan dalam partai politik di Indonesia. Sebagaimana yang disampaikan oleh Anwar Saragih dalam tulisannya yang berjudul “PSI, Anak Muda, dan Keberagaman”, kebaruan itu yakni menginginkan anak-anak muda yang benar-benar baru dalam dunia politik. Melalui partai politik anak muda bisa menyumbangkan ide, gagasan, dan sikap demi nilai-nilai kebaikan bersama dan memajukan negara ini.
Dengan menerapkan pemikiran Aristoteles tentang politik, kaum muda dapat menjadi warga negara yang lebih sadar, berpartisipasi dalam dunia politik, dan berkontribusi pada terbentuknya pemerintahan yang lebih baik sesuai dengan kebaikan bersama. Ini adalah cara bagi generasi muda untuk memainkan peranan yang signifikan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 serta dalam pembangunan masa depan Indonesia.
Harus diakui bahwa di satu sisi ada tantangan yang harus dihadapi oleh orang muda dalam dunia politik modern, tetapi di sisi lain ada juga peluang bagi orang muda untuk maju dalam politik. Maka sikap kritis, rendah hati, bijaksana dan mau bekerja sama sangat dibutuhkan dalam dunia politik. Anak muda bukan hanya pandai berkomentar saja, tetapi pandai juga mencari solusi dari sebuah masalah. Dengan memaksimalkan potensi atau peluang yang ada, anak muda bisa dengan optimis terlibat aktif dalam dunia politik. Sehingga gagasan yang ada dalam diri anak muda bisa diwujudkan menjadi sebuah peristiwa demi kebaikan bersama (common good) dan kebahagiaan bersama (eudaimonia).
“Politik adalah seni untuk mencapai kebaikan bersama.”-Aristoteles
Fr. Alfonsius Mau, OFM
Mahasiswa STF Driyarkara, Jakarta