HIDUPKATOLIK.COM – Hag.1:1-8; Mzm.149:1b-2.3-4.5-6a.9b; Luk.9:7-9
KETIKA seseorang ingin mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya, maka orang tersebut akan melontarkan sebuah pertanyaan. Dalam Injil hari ini, Herodes Antipas yang merupakan raja wilayah Galilea dan Perea bertanya siapakah sesungguhnya Yesus? Tampaknya pelayanan Yesus beserta murid-murid- Nya menjadi perbincangan yang hangat diantara banyak orang. Wajar saja jika banyak orang yang tertarik dengan pelayanan Yesus, karena disertai dengan tanda dan mujizat yang menakjubkan. Karya Yesus ini tampaknya menimbulkan keresahan di dalam hati Herodes. Ia mengira bahwa Yohanes Pembaptis yang telah ia penggal kepalanya bangkit dari kubur, dan selanjutnya ia juga mengira bahwa Yesus adalah Elia.
Dalam tradisi Yahudi, Elia diperkirakan akan datang kembali sebagai pembuka zaman mesianis. Tampaknya Herodes takut kepada Yohanes pembaptis karena memiliki banyak pengikut. Begitu pula dengan penguasa Romawi maupun Yahudi, mereka takut terhadap Yesus yang memiliki banyak pengikut, sehingga mereka berencana untuk membunuh Yesus. Herodes berusaha untuk menemui Yesus, namun bukan karena rindu untuk mengenal Yesus lebih dalam, tetapi hanya ingin melihat tanda dan mujizat yang dilakukan Yesus dan mencari tahu siapa Yesus yang sesungguhnya. Di dalam kehidupan sehari-hari, kitapun sering menjadi herodes-herodes lain. Perjumpaan kita dengan Yesus baik dalam Ekaristi, Adorasi maupun doa-doa pribadi, tidak didasarkan pada kerinduan yang mendalam akan Yesus, tetapi sebatas kebutuhan saja, atau hanya kerana tugas dan kewajiban. Apakah kita hanya menjadikan Yesus seperti dokter yang kita butuhkan hanya ketika sakit? Ataukah kita menjadikan Dia sahabat yang ada bersama kita disaat suka maupun duka?
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat