HIDUPKATOLIK.COM – Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Keuskupan Agung Merauke memberikan bantuan ternak babi kepada 400 kepala keluarga umat Katolik di Merauke Papua Selatan, pada 13-19 September 2023.
Pemberian bantuan ini merupakan strategi pemberdayaan sekaligus mengangkat potensi serta kemampuan umat sehingga bantuan bukan hanya memenuhi kebutuhannya namun membawa peningkatan ketrampilan dan harkat warga.
Seperti diketahui bahwa ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Babi adalah binatang peliharaan yang amat berharga bagi masyatrakat Papua Selatan. Bagi mereka babi mudah diurus, bisa membantu kegiatan pertanian dan penurut dan babi juga merupakan tabungan sekaligus harta yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan adat.
Target pemerintah adalah terhapusnya kemiskinan ekstrem diseluruh wilayah Indonesia. Namun demikian, untuk mewujudkan target tersebut bukanlah perkara mudah karena terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus dan sinergi lintas sektor untuk menanggulangi kemiskinan di Papua Selatan khususnya.
Pastor Alowisius Kelbulan selaku ketua kelompok masyarakat ternak mengatakan bahwa bantuan sosial ini karena suara Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC yang meminta kepada Kementerian Sosial untuk meningkatkan ekonomi umat dan masyarakat, maka bagi penerima agar wajib dijaga dan dipelihara dengan baik.
“Pada September 2024, setiap keluarga penerima bansos wajib memberikan satu ekor jantan atau betina kepada pastor untuk disalurkan kepada umat yang belum mendapatkan sehingga saling membantu. Ini yang dinamakan ekonomi berkelanjutan,” ungkap Pastor Alowisius yang juga Pastor Paroki Kristus Raja Mopah Lama, Merauke.
“Terima kasih kepada Kementerian Sosial yang telah menjawab kebutuhan umat di Merauke Papua Selatan dengan mengirimkan secara langsung dua staf Kementrian yaitu Wawan Setiawan dari Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan dan Jihad Sentosa selaku Penjabat Pengadaan Barang dan Jasa untuk mengawal secara langsung pembagian bansos,” kata Pastor Alowisius Kelbulan.
Wawan Setiawan dari Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Kementerian Sosial RI mengatakan bahwa 800 ekor babi disalurkan kepada 400 kepala keluarga penerima bantuan sosial.
“Bansos diberikan kepada masyarakat yang paling bawah tingkat strata ekonomi seperti buruh, petani, nelayan, dan keterangan KTP belum bekerja, dan tidak diperbolehkan untuk diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil, TNI,Polri, guru, dosen, perawat, bidan atau siapapun yang mendapatkan honor dari APBN termasuk perangkat desa,’’ kata Wawan Setiawan.
“Ketika menginput dan memverifikasi data KK dan KTP dengan sendirinya sistem akan terbaca, sehingga dalam kartu keluarga apabila tertera nama suami atau istri atau orang tua yang dibayar oleh Negara dengan sendirinya akan gugur,” ungkap Wawan.
“Satu keluarga mendapat satu pasang. Tujuannya adalah bantuan berkembang. setelah menerima, wajib merawat dan dikembangbiakkan, syaratnya diperbolehkan apabila sudah masanya untuk dijual, tetapi kandang tidak boleh kosong, sehingga babi tetap berkembang biak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga juga untuk biaya sekolah anak, dan juga untuk kepentingan adat,” katanya.
Dibawah pengawasan penuh oleh Penjabat Pengadaan Barang dan Jasa Kemensos RI, Jihat Sentosa turun langsung ke lapangan menyalurkan bansos hingga ke Kabupaten Boven Diegul.
Laporan Helen Yovita Tael (Merauke)