HIDUPKATOLIK.COM – Sekretariat Jenderal Sinode berkomitmen untuk mengupayakan Sidang Umum yang berkelanjutan pada bulan Oktober, seiring dengan persiapan Paus Fransiskus untuk menerbitkan bagian kedua dari ensikliknya ‘Laudato Si’.
Dalam siaran pers yang diterbitkan pada Selasa, 19 September, Sekretariat Jenderal Sinode mengumumkan komitmen barunya terhadap konservasi ciptaan.
Inisiatif-inisiatif tersebut, yang diumumkan menjelang penerbitan Laudato Si “baru” Paus Fransiskus, terdiri dari pilihan-pilihan yang bertujuan untuk mengimbangi sisa emisi CO2 yang dihasilkan oleh Sidang Umum Sinode ke-16 yang akan datang.
Siaran pers menyatakan bahwa kenyataan ini dimungkinkan melalui kolaborasi dengan SOS Planet Foundation dan keahlian teknis LifeGate, yang memanfaatkan keberhasilan upaya bersama mereka selama Sidang Sinode 2019.
Dedikasi terhadap pengelolaan lingkungan hidup
Dedikasi Sinode terhadap pengelolaan lingkungan hidup bukan hanya sebuah kebijakan namun merupakan cerminan dari ajaran Paus Fransiskus, sebagaimana diungkapkan dalam ensikliknya Laudato Si, tentang kepedulian terhadap rumah kita bersama.
Seperti yang ditulis oleh Bapa Suci, “Belum pernah kita begitu menyakiti dan menganiaya rumah kita bersama seperti yang kita alami dalam dua ratus tahun terakhir ini. Namun, kita dipanggil untuk menjadi alat Allah Bapa kita sehingga planet kita bisa menjadi apa yang Dia inginkan ketika Dia melakukan hal yang sama, menciptakannya dan sesuai dengan rencana-Nya untuk kedamaian, keindahan, dan kepenuhan.”
Proyek terpilih untuk mengimbangi emisi karbon akan dilaksanakan di Nigeria dan Kenya, memadukan konservasi ekologi, keterlibatan masyarakat, dan dukungan nyata bagi kehidupan individu di wilayah tersebut.
Tujuan utamanya adalah memperkenalkan kompor memasak yang efisien dan teknologi pemurnian air mutakhir kepada rumah tangga, komunitas, dan institusi.
Bagi masyarakat marginal
Sinode mengatakan bahwa inti dari inisiatif ini terletak pada niat untuk secara signifikan mengurangi konsumsi biomassa dan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan untuk memasak dan memurnikan air.
Transisi ini diperkirakan akan menghasilkan penurunan tingkat polusi udara secara signifikan, yang akan berdampak langsung pada kesehatan pernapasan dan angka kematian, khususnya di kalangan kelompok marginal seperti perempuan dan anak-anak.
Pendekatan holistik ini tidak hanya mengatasi permasalahan lingkungan namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat secara keseluruhan.
Keuangan berkelanjutan
Sinode juga mencatat bahwa model pembiayaan inovatif proyek ini juga merupakan bukti keberlanjutannya. Hasil penjualan kredit karbon akan diinvestasikan kembali untuk mendukung mitra lokal yang secara aktif terlibat dalam produksi, distribusi, dan pemeliharaan teknologi yang disebutkan di atas.
Sebagai kesimpulan, Sekretariat Sinode menyebut inisiatif ini sebagai “perwujudan tekad Sinode untuk menjaga ciptaan, memadukan spiritualitas dengan tindakan praktis”, yang merupakan contoh seruan Paus Fransiskus untuk membuat planet kita selaras dengan rencana Allah untuk “perdamaian, keindahan, dan kepenuhan.” * *
Francesca Merlo (Vatican News)/Frans de Sales