HIDUPKATOLIK.COM – Saat Paus Fransiskus beristirahat setelah kedatangannya di Ulaanbaatar, rombongan kepausan disuguhi festival tradisional Mongolia, dan Menlu menyampaikan rasa terima kasihnya atas Kunjungan Apostolik Paus.
Musik yang menampilkan sitar, Khöömei—yang melibatkan nyanyian harmonis disertai suara parau—tarian rakyat tradisional, gulat Bok (perpaduan antara sumo dan gulat), korsel berkuda yang menampilkan akrobatik yang dilakukan pada banyak kuda yang menghuni stepa, dan aksi manusia karet yang memukau.
Berbagai aspek ini ditampilkan dalam tontonan menawan yang dipamerkan di Besreg Naadam, sebuah festival budaya tradisional di Mongolia.
Melalui kompetisi seni dan olahraga, festival ini menawarkan pengunjung asing wawasan mendalam tentang akar budaya Asia Tengah.
Sekilas kisah unik tentang budaya Mongolia
Rombongan kepausan, yang mencakup lebih dari 70 jurnalis dan berbagai pejabat Vatikan, disuguhi Besreg Naadam, Jumat (1/9), ketika Paus Fransiskus beristirahat setelah penerbangan panjang dari Roma pada hari pertama Perjalanan Apostoliknya ke Mongolia.
Acara tersebut berlangsung empat puluh kilometer dari ibu kota Ulaanbaatar, dan anggota rombongan kepausan disuguhi momen seni dan sejarah yang luar biasa ini.
Di tengah topeng zaman dahulu, penari, pemusik, unta, dan kuda, mereka menyaksikan tontonan ini pada sore hari.
Semua ini terjadi dengan latar belakang lembah hijau subur yang diselingi oleh gers yang khas, tenda tradisional para penggembala nomaden.
Terima kasih atas kunjungan kepausan
Pihak berwenang setempat mengatur acara ini khusus untuk rombongan Paus, yang diwakili secara langsung oleh Batmunkh Battsetseg, Menteri Luar Negeri Mongolia yang menyambut Paus di bandara pada hari sebelumnya.
Dalam pidatonya kepada mereka yang hadir pada hari Jumat, beliau menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Paus Fransiskus atas kunjungannya dan menyampaikan penghargaannya kepada semua yang hadir atas kesediaan mereka untuk mengeksplorasi inti kebudayaan Mongolia.
Para peserta disuguhi prasmanan yang menyajikan produk-produk khas Mongolia, terutama daging yang bersumber dari para penggembala lokal dan makanan ringan berupa yogurt kering — hidangan tradisional yang juga disajikan kepada Paus pada hari sebelumnya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan hiburan seperti memanah dan penampilan menawan seperti tarian folkloric Bii Biyelgee dan “The Horses Show”, sebuah pertunjukan akrobatik menunggang kuda yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi dengan pakaian tradisional. **
Salvatore Cernuzio/Franco Piroli (Vatican News)/Frans de Sales