HIDUPKATOLIK.COM – Hak.9:6-15; Mzm.21:2-3,4-5,6-7; Mat.20:1-16a
TUAN itu sudah lima kali keluar mencari pekerja untuk dipekerjakan di kebunnya dengan jam berbeda. Waktu tiba menerima upah, dari pekerja itu ada yang protes karena sama ganjaran yang diterima oleh yang masuk pertama dan masuk terakhir. Terhadap protes itu tuan berkata, “Bukankah kita telah sepakat satu dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu…. iri hatikah engkau karena aku murah hati?” (Mat. 20: 13-15).
Cara pikir pekerja itu lain dari logika tuannya. Pikiranmu bukanlah pikiran-Ku. Cara Allah bertindak tidak selalu menurut keadilan manusiawi. Cara Allah bertindak didasari oleh kasih, belas kasih, dan kemurahatian. Injil hari ini mengundang setiap pribadi meresapkan tindakan Allah yang penuh kemurahan hati dengan melupakan cara biasa berpikir yang sering cara picik.
Allah itu murah hati, entah orang ikut sejak kecil, remaja, tengah umur, sudah tua atau lansia baru bertobat dan percaya, bagi Tuhan itu tidak terlalu penting. Yang terpenting, seseorang itu punya kemauan, menanggapi tawaran Tuhan dan menghidupi hidup dari hati yang sungguh. Usaha dan kehendak baik sangat dihargai Tuhan. Dan pada waktunya semua diganjari hidup bahagia.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)