HIDUPKATOLIK.COM – Pertemuan INFO (Inter Franciscans for JPIC) Indonesia di Wisma Immaculata Pontianak yang dimulai dari tanggal 19 hingga 25 Agustus 2023 mengusung tema “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia (Human Trafficking) di Era Modern.
Pertemuan ini diawali dengan Rekoleksi sehari. Pastor Prof William Chang, OFMCap, yang juga anggota JPIC Ordo Kapusin Provinsi Pontianak tampil sebagai narasumber pada Minggu, 20/8/2023. Ia memusatkan perhatian pada perwujudan damai dalam hidup sehari-hari.
Pastor William menitikberatkan perhatian pada tema utama Manusia sebagai Citra atau Gambar Allah (Kej 1:26-27).
Pastor William menggambarkan bahwa kehadiran manusia sebagai citra atau gambar Allah mengandung tanggung jawab moral manusia untuk saling mengasihi, saling menghormati, dan saling bekerja sama. Setiap manusia memiliki nilai luhur dalam dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Akibatnya, setiap manusia seharusnya diperlakukan dengan sikap hormat dan kesantunan dalam hidup sehari-hari. Keluhuran martabat manusia, yang tampak dalam rasionalitas, peran hati nurani yang sehat, dan kapasitas yang tidak ditemukan dalam makhluk ciptaan lain.
Berdasarkan pandangan ini, menurut Pastor William, kecenderungan manusia untuk tidak menghargai atau menghormati orang sudah saatnya ditinggalkan. Sikap merendahkan atau melecehkan sesama bertentangan dengan sikap St. Fransiskus dari Asisi.
“Sang Santo sangat menghargai dan menghormati setiap manusia sebagai citra atau gambar Allah karena Allah sendiri hadir dalam diri manusia,” katanya.
Dia mengulik secara dalam peran Santo Fransiskus Assisi yang dipaparkan dalam Gita Sang Surya (1224). Dalam teks itu St. Fransiskus dari Assisi merangkum sebuah refleksi atas hidup rohaninya dengan membangun sebuah Persaudaraan Universal, yang mencakup seluruh anasir ciptaan.
Menurutnya, Santo Fransiskus Asissi menyapa setiap anasir ciptaan dan unsur dalam alam dengan sebutan Saudara atau Saudari.
Dia menunjukkan bahwa Fransiskus dari Assisi sebegitu mencintai seluruh ciptaan Sang Pencipta. Setiap makhluk ciptaan memiliki Bapa, Sang Pencipta yang sama.
“Bagaimanakah hubungan antara pandangan tentang manusia sebagai gambar atau citra Sang Pencipta dengan human trafficking di Indonesia. Sikap Gereja Katolik adalah jelas,” tegasnya.
Keluhuran Martabat Manusia
Selanjutnya, usai menerangkan teladan suci kemanusiaan dari cara hidup Santo Fransiskus Asissi, Pastor William menerangkan tentang tindak human trafficking. Dia mengutip pernyataan Paus Fransiskus, bahwa human trafficking adalah tindak kriminal yang tidak bisa ditoleransi sedikit pun. Tindakan itu bertentangan dengan keluhuran martabat manusia. Nilai dasar kemanusiaan dilecehkan oleh ulah perbudakan dan perdagangan anak manusia. Langkah-langkah preventif perlu ditempuh untuk menghindari perdagangan anak manusia. Akar-akar masalah perdagangan ini musti digali dan dicabut sehingga tindak kriminal ini tidak berkepanjangan.
“Ini berarti bahwa tindakan nyata dan jalan keluar yang nyata harus ditempuh sehingga perdagangan manusia dapat dicegahkan dan dihindari sedapat mungkin,” katanya.
Dia menyebutkan beberapa langkah strategis untuk menghadapi dan memecahkan kasus human trafficking.
Dia mengingatkan bahwa perlu disusun dengan baik dan diwujudkan dalam kegiatan hidup harian. Kerja sama dalam tubuh INFO JPIC Indonesia dengan pihak-pihak ketiga dalam bentuk jaringan laba-laba sangat penting. Sinergi keluarga besar Fransiskan di Indonesia sangat diperlukan dalam menghadapi dan mengatasi kasus human trafficking.
“Semoga pertemuan nasional ini dapat menelurkan sejumlah langkah konkret operasional untuk memecahkan kasus human trafficking ini,” katanya.
Samuel (Kontributor, Komsos Pontianak)