HIDUPKATOLIK.COM – SAAT kaki melangkah masuk halaman Gereja Santa Maria Regina, Paroki Bintaro Jaya telinga mendengar jelas alunan lagu bergenre dangdut. Lagu yang sontak membuat suasana hati bergembira.
Sabtu sore, 19/8/2023, di Gereja ini berlangsung Misa Syukur Ulang Tahun Ke-25 Imamat Romo Bernardus Hardijantan Dermawan, Romo Benedictus Ari Darmawan dan Romo Yoseph Yuki Hartandi, CDD, sekaligus juga Pesta Unio Jakarta, karena semua imam yang berulang tahun imamat di bulan Agustus diundang dan dipestakan.
Waktu masih menunjukkan pukul 15.30 namun kursi dalam gereja yang disediakan untuk undangan sudah nyaris penuh. Rupanya semua undangan yang berasal dari berbagai paroki di mana Romo Hardijantan pernah berkarya, juga dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan KPKS sangat antusias hadir dalam Misa Syukur ini. Perlahan semua kursi bagian depan yang diperuntukkan bagi para suster, frater, keluarga para imam, terus terisi dan segera penuh. Menurut panitia, total ada sekitar 1600 umat yang hadir. Romo Hardijantan belum lama pindah ke Paroki Bintaro Jaya.
Tepat pukul 16.30 dimulai prosesi petugas liturgi. Sebanyak 45 imam dan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo berjalan keluar gereja, turun menuju plaza. Di sana, tepat di depan Gua Maria, terbaring Patung St. Joseph Tidur berwarna putih dengan di sekeliling terdapat kolam air. Diiringi lagu “Santo Jusuf yang Menjaga”, Kardinal memberkati patung ini dan bersama Romo Hardijantan menandatangani prasasti.
Menurut Alberto Sendika, Koordinator Bidang Peribadatan Paroki Bintaro Jaya, saat mulai berkarya di Paroki ini, Romo Hardijantan melontarkan pertanyaan menggelitik, “Aneh di gereja ini tidak ada patung Santo Joseph, padahal nama gerejanya Santa Maria Regina.” Akhirnya disepakati sebuah Patung Santo Joseph Tidur disiapkan dan pemberkatannya disatukan dengan pesta hari ini.
Setelah pemberkatan patung, acara dilanjutkan dengan Misa Syukur yang dipersembahkan Kardinal Ignatius Suharyo sebagai konselebran utama, Romo Hardijantan, Romo Ari, Romo Yuki, Romo Silverter Nong (Pastor Rekan Paroki Bintaro Jaya), Romo Steve Winarto (Ketua Unio Jakarta), dan dua Romo yang baru saja menerima tahbisan imamat Diosesan Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal 15 Agustus lalu, yakni Romo Bernard Rahadian dan Romo Ludowikus Andri.
Saat homili, Romo Hardijantan menyarankan umat yang ingin lebih kenal dirinya untuk membeli Majalah HIDUP edisi minggu lalu. Dia menceritakan, dalam menyambut ulang tahun perak ini, dia menulis sebuah buku yang diberi judul “The Journey”, yang berisi 25 kisah hidup romo. Sebuah buku yang tak biasa dalam menyambut 25 tahun imamat seorang imam.
Dalam menyusun buku ini, Romo Hardijantan mengaku, terinspirasi dari Buku Latihan Rohani Santo Ignatius dari Loyola. Dia menulis “The Journey” sebagai ajakan kepada semua pembaca untuk merenung dan ikut mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Homili Romo Hardijantan kali ini berulang kali berhasil memancing gelak tawa, sehingga suasana makin terasa sukacita. Dengan rendah hati, dia mengisahkan bahwa ia bisa sampai tahap menerima tahbisan imamat hanyalah karena belas kasihan dosen yang menguji. Bahwa bisa bertahan hingga 25 tahun, dia menyakini ini karena Tuhan setia.
Setelah homili, Kardinal mengundang semua imam untuk berdiri dan mengucapkan pembaharuan janji imamat. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Panggilan Tuhan.
Usai Misa, acara dilanjutkan dengan potong kue dan tumpeng. Lalu foto bersama. Selaku tuan rumah, Romo Hardijantan mengundang semua yang hadir untuk turun ke ruang aula dan plaza.
Suasana pesta rakyat sangat terasa, luar biasa ramai dan meriah. Stand makanan berdiri di beberapa titik. Ada yang menyediakan mie ayam, bakso, ada juga sate. Ada pula minuman es. Semua stand penuh sesak diserbu umat dan tamu undangan.
Menurut Alberto Sendika, pesta ini dirancang sebagai pesta rakyat agar semua dapat berbaur. Juga diselaraskan dengan tema Ardas 2023, Kesejahteraan Bersama. Panitia yang diketuai Josephine Mirayuwanti, menggandeng Lapakita (wadah UMKM paroki) guna menyiapkan konsumsi. Pesta juga memperhatikan gaung Laudato Si’, mencintai lingkungan, hal ini nampak dari gelas minum yang dapat dicuci dan dipakai ulang.
Pesta telah usai, namun “The Journey” Romo Hardijantan dan kawan-kawan masih terus berlanjut. Perjalanan tak akan selesai, sampai hembus nafas terhenti, demikian keyakinan Romo Hardijantan. Ada doa dan harapan dari umat Paroki Bintaro Jaya, semoga dia dan romo lain tetap setia dengan imamatnya dan berkarya dengan sukacita.
Fidensius Gunawan (Tangerang Selatan)