web page hit counter
Sabtu, 16 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Katarina Monika : Menyulam Harmonisasi demi Indonesia Maju

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Logo HUT RI ke-78 sarat makna. Semua anak bangsa adalah bagian terpenting bagi lajunya pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, berlandaskan Pancasila, dan harmonis.

 “TERUS Melaju untuk Indonesia Maju”. Tema Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-78 dan logo telah resmi diluncurkan Kementerian Sekretariat Negara. Glorafikasikan tema HUT RI ini telah berkumandang di seantero bangsa. Media sosial dan web resmi pemerintah mulai terpampang rapih tema dan logo ini.

Tema dan logo HUT RI ke-78 sarat makna. Ada beberapa gambaran besar identitas visual logo tersebut. Di antaranya semangat estafet, terus melaju, tanggung jawab bersama (aksi kolektif), berlandaskan Pancasila, gotong royong, bergerak maju dan menuju Indonesia maju.

“Logo HUT RI ke-78 bermakna meneruskan laju pertumbuhan secara kolektif, mendorong semua anak bangsa untuk memiliki tanggung jawab. Semua orang perlu bergerak dalam harmoni persaudaraan demi Indonesia maju,” ujar Katarina Monika, desainer logo HUT RI ke-78, saat ditemui di Pondok Indah Mall 2, Jakarta, Kamis, 20/09/2023.

Realitas Bangsa

Monika mengatakan semua ini terjadi begitu saja, bak mimpi. Waktu tawaran desain logo sampai padanya, Monika sedikit ragu. Tawaran dari Asosiasi Desainer Grafis Indonesia itu membuat ragu wanita lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Pelita Harapan itu. “Toh, sudah pasti kalah karena persaingannya ketat dan pasti diikuti banyak desainer hebat,” pikirnya.

Entah kenapa Monika mengerjakannya. Diselidiki ternyata dukungan itu datang dari orangtua. “Kesempatan tidak datang dua kali. Menang itu bonus, bila tidak pun ambilah pengalaman ini,”demikian sang Ibu, Indriati Trisnadi memotivasi sang anak. Dengan deadline yang mepet, Monika mulai mempersiapkan segala sesuatu agar bisa membuat desain yang estetis dan efisiensi.

Persoalan utama, sebut Monika, bukan cara mengerjakannya tetapi apa pesan yang mau disampaikan lewat hasil karya itu. Sebuah desain butuh elemen-elemen pendukung, seperti warna dan bentuk, tipografi, termasuk riset pasar terkait brand personality bangsa. Ini kerja yang tidak gampang sebab harus menyulam lagi aneka realitas yang dialami bangsa dalam sebuah logo yang bernas.

Baca Juga:  Misa Gregorian: 30 Hari Tanpa Terputus

Rajutan realitas bangsa diawali dari pengalaman dua tokoh bangsa Presiden Soekarno dan Joko Widodo. Sang Proklamator selalu menekankan identitas bangsa ini tergantung pada persatuan. Bangsa ini tidak akan mudah diadu domba karena idealisme Pancasila yang mengakar. Sementara Jokowi selalu tampil dengan jargon “revolusi mental”. Gerakan mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup anak bangsa yang mengacu pada integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong berlandaskan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan. “Dulu perjuangan anak bangsa boleh secara fisik, tetapi kini kita butuh revolusi mental supaya perjuangan kita demi Indonesia maju,” kata Monika.

Sejarah persatuan bangsa masa lalu, direfleksikan Monika dalam situasi bangsa saat ini. Pada kondisi krisis yang melanda dunia global, semangat gotong-royong telah mengantarkan Indonesia sebagai sedikit negara yang terbukti berhasil menjaga pertumbuhan ekonominya, stabilitas politik, ekonomi, dan sosial. Banyak negara maju atau berkembang “angkat topi” kepada Indonesia. Tahun 2023 Indonesia berani mengambil peran sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN di Labuan Bajo. Tahun yang sama juga Bali menjadi tuan rumah HR Summit ke-13.

Tidak saja itu, kata Monika, tahun 2024, Indonesia menghadapi tahun politik. Kemungkinan melunturnya rasa nasionalisme, kebebasan absolut, risiko konflik identitas atau kekerabatan adalah suatu keniscayaan. Rongrongan akan ideologi Pancasila bisa berakibat pada mandeknya estafet pembangunan bangsa. Frase “terus melaju” demi Indonesia maju ditakutkan tidak berjalan pada rel estafet yang ditentukan.

“Logo itu datang dari refleksi atas fenomena bangsa atau realitas bangsa di masa lalu dan masa sekarang. Rajutan-rajutan realitas itu dimaknai dalam sebuah refleksi dan studi literatur agar pesan yang ditampilkan sesuai harapan bangsa,” kisah Monika. Sebutnya lagi, “Metodologi yang digunakan adalah 5W +1 H guna menguatkan logika berpikirnya.”

Estafet Pembangunan

Monika mengatakan setelah mendudukan situasi bangsa yang ada, mulailah dirinya bersama tim bekerja. Sebagai seni komunikasi, desain yang dibuat harus mampu menjawab kebutuhan dan rasa nyaman masyarakat Indonesia. Pondasi-pondasi dan warna serta elemen-elemen desain diharapkan tidak keluar dari tema yang ditawarkan.

Baca Juga:  IFTK Ledalero, Komisi JPIC SVD, dan Mitra Menggalang Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Terdampak Erupsi Lewotobi

Demikian penulisan tema, “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” ditempatkan di samping kanan atau bawah logo angka 78. Disebutkan bahwa ada tujuh pesan dalam logo ini dan salah satunya adalah semangat estafet ditunjukkan di angka tujuh. Sedangkan nilai Pancasila ditunjukkan dari lima garis yang membentuk angka delapan. Ada tiga warna dominan yaitu putih, merah dan hitam yang melambangkan tiga masa perjuangan bangsa. Sejarah bangsa yang panjang, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Kemudian, angka delapan digambarkan saling menyambung juga menunjukkan makna keberlanjutan serta globalisasi. Di angka tujuh yang membentu arah panah ke atas yang berarti terus melaju. Sedangkan garis grafis yang melengkapi logo juga bermakna terus melaju serta gotong royong. Di angka tujuh, tongkat estafetnya melaju ke angka delapan, artinya tujuan bersama, tanggung jawab bersama. Lalu, elemen grafis selalu menumpuk untuk mempresentasikan semangat gotong royong.

Dari logo ini, Monika merefleksikan bahwa, bangsa yang besar ini butuh keterlibatan semua orang. Sebab perjuangan kita tidak pernah berhenti. Semua orang bisa berkontribusi bangun bangsa lewat pengetahuan dan ketrampilan serta ketersediaan sumber daya alam. Bangsa ini butuh semua orang agar terus melaju secara kolektif demi kesejahteraan bersama.

Estafet pembangunan butuh semua orang yang berbeda agama, suku, bahasa, dan budaya. Garis kontras tak terputuskan berwarnah hitam dan putih pada angka delapan mau mengatakan bangsa ini butuh keberagaman bukan terus mempersoalkan isu mayoritas-minoritas. Angka delapan didesain seperti sebuah medali, artinya jika kita berjuang bersama, kita menang. Percepatan dan pergerakan pembangunan adalah hasil kolaborasi dan sinergitas semua pihak yang menyatakan diri sebagai anak bangsa.

Kesejahteraan Bersama

Menurut Monika, alur pikiran hingga eksekusi dengan adanya desain logo HUT RI ke-78 itu terjadi bukan kekuatan dirinya sendiri. Ia menuturkan, awalnya rasa tidak percaya diri menderai batinnya. Tetapi ada grow mindset bahwa setiap karya itu “bernafas”. Setiap karya yang lahir dari refleksi yang mendalam, bisa bertahan lama. Seni, bagi Monika, bukan soal orang puas lalu senang pada suatu karya tetapi suatu karya dapat mengubah pola pikir, pola rasa, dan pola tindak seseorang.

Baca Juga:  PUKAT Nasional Siap Berjalan Bersama KWI

Logo ini diharapkan bisa mengubah pola berpikir hingga pola bertindak semua masyarakat bahwa bangsa ini butuh keterlibatan semua orang. Bahkan kalau bisa, dengan logo ini orang bisa menemukan bahwa goals dari grow further (tumbuh lebih jauh) adalah kesejahteraan bersama atau istilah spiritual bonum commune – sebuah pola hidup orang beriman yang khas. Kekhasan itu terletak pada bentuk kehidupan manusia yang dihuni tidak saja oleh diriku semata, melainkan hidup “diriku bersama dengan orang lain”.

Maka di dalam logo ini tidak sekadar pengakuan atas hasil karya tetapi dibaliknya ada keluhuran (pertobatan). Lewat logo ini, tidak ada ruang bagi orang yang acuh tak acuh, tidak ada kesempatan tumbuh bibit-bibit radikalisme dan intoleransi. Tetapi ada nilai ketaqwaan pada Tuhan, ada nilai kemanusiaan, ada rasa persatuan, ada dialog damai, dan menguatkan rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Biografi Katarina Monika

Pendidikan    : Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (2009)

Pekerjaan     

  • Bekerja di Studio Desain Grafis Leboye (Magang 2008)
  • Fullfill Artplication (2008-2010)
  • Union Group (2010-2011)
  • Mendirikan SOSJ Design Bureau & Consultancy (2011-sekarang)

Karya             : Union group, Agung Sedayu Group, Jigger & Pony Group, Botani, Burgreens, Brightspot Market, Bistecca, Cork&Crew Country Club, Eatlah,  Emporium Pluit,  Atlas Beach Club, Summarecon Group, Kulo Group, S2 Semarang Group, TSVC Establishment, Indofood Group, Easy Lee Antikode, Green Rebel…, dsb.

Pengalaman

  • Artotel X Monstore (2015)
  • Bintaro Design District-BM Urban Installation (2018)
  • Bintaro Design District-Bukabuku (2019)
  • Seek A Seek Graphic Design Festival (2019)
  • Bintaro Design District BDD X ADGI (2022)
  • Rancangan Identitas Visual Logo HUT RI 78 (2023)

Yustinus Hendro Wuarmanuk

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles