HIDUPKATOLIK.COM – Pesta St. Laurentius, DiakMrt, 2Kor.9:6-10; Mzm.112:1-2, 5-6, 7-8,9; Yoh.12:24-26
DIAKON Laurentius dipercaya Paus Sixtus II sebagai pengurus harta benda gereja dalam melayani orang- orang miskin di Roma, tahun 258. Ia ditangkap Kaisar Valerius dan dipaksa menyerahkan harta gereja. Laurentius mengumpulkan semua orang miskin di Roma dan mengantarkannya ke Kaisar dengan penjelasan bahwa itulah harta Gereja Katolik. Dengan marah kaisar Valerius menghukum mati Laurentius dengan cara memanggangnya hidup- hidup sampai mati.
Paulus menyadarkan jemaat Korintus untuk memberi dengan penuh suka- cita dan ketulusan, bukan dengan rasa terpaksa. Pemberian yang tulus mendatangkan sukacita, damai, dan kebahagiaan. Dengan rasa humor, Laurentius bahkan mengajari para algojonya cara memanggang badannya dengan baik supaya tidak hangus. Persembahan diri, bahkan nyawa, menjadi persembahan sukarela dan damai, saat disadari persembahan itu pertama-tama adalah benih karunia Allah sendiri.
Pengurbanan Laurentius mewujud- kan nasihat Yesus, memberikan nyawa demi Allah. Itu seperti benih yang harus mati dulu, supaya dapat tumbuh dan menghasilkan buah berlimpah. Kekristenan yang disiram oleh darah para martir akan tetap menghasilkan buah-buah iman yang baik, sebab dipersembahkan dalam iman dan sukacita. Aneka tantangan masa kini terhadap gereja merupakan peluang dan kesempatan untuk tetap berbuah limpah.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak