web page hit counter
Rabu, 6 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM: Harta yang Sejati

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Minggu, 30 Juli 2023 Hari Minggu Biasa XVII. 1Raj.5:7-13; Mzm.119:57, 72, 76-77, 127-128, 129-130; Rm.8:28-31; Mat.13:44-52

PARA saudara dan saudari yang terkasih! Menyesal kemudian tidak ada gunanya. Seorang bapak yang baru satu tahun menjabat sebagai kepala daerah tingkat kabupaten, terpaksa harus meringkuk di penjara, karena setelah dilakukan pemeriksaan oleh Komisi Tindak Pidana Korupsi (KPK), ia menjadi tersangka penyalahgunaan keuangan negara. Uang yang seharusnya dipergunakan untuk memajukan pembangunan masyarakat, dipergunakan untuk melayani kebutuhannya sendiri.

Sekarang, ia harus menderita di dalam penjara. Berpisah dengan istri dan anak-anaknya, meninggalkan tugas hariannya, serta harus mendekam di dalam ruang tahanan yang sempit. Hanya sekejap Ia duduk di tempat terhormat dalam masyarakat, sekarang Ia jatuh ke jurang penderitaan yang dalam dan menjadi buah bibir percakapan banyak orang. Hidupnya terasa hancur.

Dari pengalaman bapak ini satu pesan untuk kita semua: perlunya menjaga komitmen awal dalam hidup kita.  Apa yang disampaikan dan dijanjikan kepada masyarakat sebelumnya bila ia terpilih menjadi pejabat, mesti dijaga terus jangan sampai terlepas hilang dari perhatian dan dengan demikian akan menurunkan kepercayaan orang terhadap kita. Dalam kasus bapak tersebut, komitmen yang amat penting dan amat luhur dilupakan atau diabaikan akibatnya terjadilah kehancuran hidup.

Baca Juga:  PUKAT Christmas Concert 2024 untuk Relokasi Klinik Santa Monika Tanjung Selor

Komitmen itu misalnya, ia berjanji untuk hidup bersih dan jujur dalam menjalankan tugasnya. Komitmen itu harus dikawal dan dijaga terus, bahkan kalau perlu seluruh diri kita kurbankan agar supaya nilai luhur itu tetap menjadi pegangan hidup kita.

Dalam kutipan Sabda Tuhan yang pertama (1Raj.5:7-13), kita mendengar Solomo yang baru saja diangkat sebagai raja menggantikan Daud. Ia memikirkan apa yang perlu sebagai pegangan hidup bila ia menjadi pemimpin bangsa Israel yang begitu besar jumlahnya. Di antara sekian kemungkinan yang bisa diminta kepada Tuhan dalam doa ialah hati yang penuh hikmat. Sebuah hati yang bijaksana mampu menghadapi banyak persoalan dan banyak perkara yang akan ia jumpai.

Bagi Sang Raja, hati bijaksana itulah hal paling penting dari segala permintaan yang bisa diminta kepada Tuhan. Ia tidak minta kekayaan yang semakin berlimpah atau kekuatan yang sebagai berkuasa tetapi berpikir secara arif dan bertindak secara bijaksana.

Baca Juga:  MAJALAH HIDUP EDISI TERBARU, No. 44 TAHUN 2024

Raja Solomo akhirnya menjdi Raja yang dikenal bijaksana dan adil. Kebijaksanaannya terlihat dalam kisah bagaimana ia menyelesaikan perkara yang menimpa rakyatnya. Kasus yang berkaitan dengan dua ibu yang memperebutkan seorang bayi sebagai anaknya diselesaikan denga kebijaksanaan yang mengagumkan(lihat 1Raj.3:16-28).

Tuhan Yesus mengibaratkan Kerajaan Allah yang diajarkan kepada para murid dan kepada kita semua bagaikan harta berharga yang terpendam atau bagaikan Mutiara yang berharga. Kerajaan Allah adalah kesatuan hidup dengan Tuhan Yesus yang adalah Raja kita. Bersama dan bersatu dengan Dia kita dapat menikmati hidup bahagia. Hidup dalam damai. Dalam Syalom.

Hidup dalam keharmonisan dengan siapa pun dan dengan segala makhluk yang membawa kebagaiaan mendalam. Hidup sedemikian merupakan harta sejati, yang harus dijaga, dipelihara, dan ditumbuh kembangkan dalam hidup kita. Begitu kita mencintai hubungan kesatuan dengan Tuhan secara total. Sebagai harta kehidupan yang amat berharga maka perlu terus menerus mengobarkan dalam hati kita  dengan penuh cinta dan sukacita, bahkan seluruh hidup, kita pertaruhkan untuk memperolehnya.

Baca Juga:  Renungan Harian 4 November 2024 “Hospitalitas”

Harta sejati itu sering muncul berbarengan dengan tawaran-tawaran lain dalam hidup kita yang perlu dikaji sejauh mana tawaran lain itu sungguh sesuatu yang berharga dan mendukung untuk memperoleh harta sejati. Untuk itu, kita diajak untuk berani menyeleksi nilai mana yang harus dipertahankan bahkan diperjuangkan dan nilai mana yang harus disisihkan bahkan dibuang jauh-jauh agar tidak mengganggu terpeliharanya harta yang sejati.

Seperti seorang nelayan yang berhasil menangkap pelbagai macam ikan dan nelayan itu memiliah-milah ikan mana yang harus dimasukkan ke dalam pasu dan mana yang harus dibuang, demikian hidup kita melalui permenungan harus disaring mana yang patut disimpan baik-baik, dihidupi dari hari kehari dan mana yang harus disingkirkan dan dibuang karena akan lebih mengganggu dari pada mendukung keberadaan harta sejati yakni, Kerajaan Allah.

 “Sebuah hati yang bijaksana mampu menghadapi banyak persoalan dan banyak perkara yang akan dijumpai.”

HIDUP, Edisi No. 31, Tahun Ke-77, Minggu, 30 Juli 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles