web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Semarak Perayaan Lustrum Pertama Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM –  “Di setiap tempat ziarah, saya telah membakar lilin dan mempersembahkan masa depan Keuskupan bersama rangkaian imamat ini dalam perlindungan Bunda Maria.”

ZIARAH Maria menjadi sebuah kado tersendiri bagi Uskup Tanjung Selor pada peringatan lustrum pertama tahbisan episkopatnya. Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF ditahbiskan menjadi gembala Keuskupan Tanjung Selor pada 5 Mei 2018 oleh pendahulunya, Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF (kini Uskup Agung Samarinda) sebagai penahbis utama didampingi penahbis pendamping Uskup Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang dan Uskup Palangka Raya, Mgr. Aloysius M. Sutrisnaatmaka, MSF di Lapangan Agatis, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF memberikan potongan kue kepada anak-anak saat umat Paroki Santo Yosef Pekerja Juata Permai merayakan Lustrum I.
HIDUP/Felicia Permata Hanggu

Mengambil momen Bulan Maria, Mgr. Paulinus memperoleh kesempatan mendampingi sekelompok peziarah mengunjungi gereja dan situs suci Bunda Maria yang terkenal di dunia. Berangkat dari Jakarta menuju Doha lalu ke Barcelona dan menyebrangi Samudera Atlantik, akhirnya Uskup dan rombongan tiba di Mexico City. Perawan Maria yang Terberkati mengungkapkan dirinya kepada Santo Juan Diego di dekat Mexico City di Meksiko pada abad ke-16 yang kemudian dikenal sebagai Bunda Maria dari Guadalupe.

Mgr. Paulinus begitu bersemangat menceritakan kembali kisah penampakan Bunda Maria di Bukit Tepeyac pada tahun 1531. Awalnya, Juan Diego menolak untuk menyampaikan pesan Bunda Maria kepada sang uskup agung tetapi akhirnya ia luluh juga. Setelah menerima permintaan untuk membuktikan identitasnya oleh Mgr. Juan de Zumárraga, Bunda Maria meminta Juan Diego untuk mengumpulkan mawar yang tumbuh di bukit dan membawanya kepada uskup agung. Padahal saat itu adalah musim dingin di mana mawar seharusnya tidak tumbuh.

Dengan ketaatan, Juan Diego meletakan mawar indah itu di tilma (jubah) miliknya. Dihadapan sang uskup, ia membuka tilma itu dan secara ajaib gambar Perawan Maria muncul. Dalam lukisan itu, Bunda Maria mengenakan pakaian Kerajaan Aztec tradisional dan selempang hitam di pinggangnya. Dalam budaya Aztec, selempang hitam itu menujukkan tanda kehamilan. Dari situ, pertobatan jutaan rakyat Suku Aztec dengan memeluk iman Katolik terjadi. Dampaknya, ritus pengorbanan manusia, terutama anak, diakhiri.

Dari Meksiko, perjalanan dilanjutkan ke Prancis (Lourdes), Spanyol (Montsserat-tempat Santo Ignatius Loyola menyerahkan tanda duniawi ksatriaannya berupa pedang dan pisau kepada Bunda Maria yang disebut Black Madonna), dan Portugal (Fatima).

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

“Di setiap tempat ziarah, saya telah membakar lilin dan mempersembahkan masa depan Keuskupan bersama rangkaian imamat ini dalam perlindungan Bunda Maria,” ujarnya lembut.

Kejutan Umat

Tiba di Keuskupan Tanjung Selor, Mgr. Paulinus langsung kembali kepada rutinitasnya. Meninjau dan memantapkan program prioritas Keuskupan yakni pembenahan keuangan yayasan, pembangunan sekolah, klinik, dan pengembangan PSE. Tak lama di Tanjung Selor, bersama Sekretaris Keuskupan, Pastor Agustinus Maming, MSC, Uskup meluncur sekitar tiga jam menuju Paroki Rasul Yohanes yang terletak di Desa Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau.

Mgr. Paulinus berada di Paroki Pulau Sapi selama 2 malam 3 hari pada 25-26 Mei 2023. Uskup disambut dengan penyambutan ala suku Dayak yang diharuskan memotong palang tebu dengan mandau (parang). Kunjungan ini dalam rangka pemberkatan gedung gereja baru Paroki Pulau Sapi dan pergantian kepala paroki. Secara resmi Pastor Paulinus Maryanto, OMI memberikan tongkat estafet penggembalaan kepada Pastor Alya Denny Haloho, OMI pada Jumat, 26 Mei 2023.

Perayaan puncak Lustrum I Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF (jubah putih) di Stasi Santa Maria Ratu Rosario Bunyu pada Kamis, 1/6/2023. (Ki-ka) Ketua Stasi Bunyu, Agustinus Hang Tekwan, Diakon Benidiktus Paulus, dan Kepala Paroki Santo Yosef Pekerja Juata Permai (paling kanan).
HIDUP/Felicia Permata Hanggu

Di tengah acara syukur umat Paroki Pulau Sapi yang berlangsung di Aula Santo Eugenius, umat memberikan kejutan dan turut bergembira atas perayaan lustrum pertama Mgr. Paulinus menjadi gembala bagi Keuskupan Tanjung Selor. Dengan gembira, Mgr. Paulinus meniup dan memotong kue coklat disaksikan oleh Provinsial OMI, Pastor Tarsisius Eko Saktio, OMI, Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, Anggota DPRD Kabupaten Malinau, Eva Christine Agustina, segenap imam, biarawati, dan umat.

“Terima kasih atas kejutan ini. Kami sangat senang umat di tempat ini berusaha selalu berkontak dengan pemerintahan setempat. Semoga sinergi yang sudah baik ini menghasilkan suatu kerja sama yang menginspirasi bagi kita semua. Untuk umat, terima kasih juga telah meluangkan waktu untuk datang dan menuntun pastor paroki yang baru dan bekerja sama dengan pastor yang lama. Mari bersama kita hasilkan buah yang baik untuk Gereja dan masyarakat,” ucap Uskup.

Dari Pulau Sapi, diantar oleh umat ke pelabuhan Malinau, Uskup melanjutkan perjalanan ke Tarakan dengan menggunakan speedboat selama 3 jam. Di Tarakan, Uskup beristirahat sejenak di Pastoran Paroki Santa Maria Imakulata sembari bercengkrama dengan dengan imam senior OMI yang telah lama berkarya di Pulau Sapi, Pastor Wang Ibung Natalino Belingheri, OMI, Provinsial OMI, dan Kepala Paroki Santa Maria Imakulata Tarakan, Pastor Antonius Andri Atmaka, OMI.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Sore hari, Mgr. Paulinus mengunjungi Paroki Santo Yosef Pekerja Juata Permai disambut hangat oleh umat dengan tarian Toraja. Di paroki ini, Mgr. Paulinus memberikan Sakramen Penguatan kepada 208 umat didampingi Kepala Paroki Santo Yosef Pekerja Juata Permai, Pastor Saverius Mandut dan Imam Rekan, Pastor Yuvenalis Lake pada Hari Raya Pentakosta, 28 Mei 2023.

Di tengah kegembiraan iman itu, umat Paroki Juata Permai turut bersukacita atas perayaan lustrum pertama Mgr. Paulinus. Kue berukuran besar bertaburkan berbagai macam buah itu disajikan sebagai tanda syukur.

“Maka hari ini, saya memotong kue ini dan meminta tiga anak kecil yang ingin menjadi pastor, suster, dan pegawai negeri sipil,” ucapnya. Dengan antusias, tiga anak kecil berlari dan menyambut kue yang diberikan Uskup. Lanjutnya sembari berharap, “Kita berdoa untuk kesuburan panggilan Gereja.”

Tanggal 31 Mei 2023, dari Tarakan naik speedboat selama 1 jam tibalah Uskup di Pulau Bunyu. Di Pulau yang kaya batu bara dan minyak bumi ini, terdapat Stasi Santa Maria Ratu Rosario yang merupakan bagian dari Paroki Santo Yosef Pekerja Juata Permai. Stasi ini terpilih menjadi tempat tahbisan diakonat Frater Benidiktus Paulus dan perayaan puncak lustrum pertama Mgr. Paulinus pada 1 Juni 2023. Tujuannya ingin memperkenalkan bagian-bagian dari gereja di Keuskupan Tanjung Selor.

Disambut dengan tarian nusantara dari pelbagai daerah di Indonesia, Uskup dan rombongan disambut dengan begitu meriah. Ada 17 orang imam, 1 bruder, 2 Frater, 6 suster serta keluarga besar Frater Beni turut hadir. Terlihat kekompakkan seluruh umat mempersiapkan mulai dari altar hingga dapur. Guyubnya orang muda, Sekami, dan orang tua jelas terlihat.

Pada malam puncak ramah tamah di saat semua orang sedang bergembira, tiba-tiba lampu padam. Pendaran kumpulan lilin dari sebuah kue bersinar. Sontak lagu “Selamat Ulang Tahun” dari grup band Jamrud terdengar. Semua orang menyanyi dan bertepuk tangan dengan meriah untuk Mgr. Paulinus. Dengan sukacita, Uskup memberikan potongan pertamanya untuk sang diakon baru. “Terima kasih untuk kemurahan hatinya,” sebut Mgr. Paulinus kepada umat.

Mengenang Kembali

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

“Tuhan memanggil kita dan seringkali berbicara dengan cara yang mengejutkan,” celetuk uskup kelahiran 22 Juni 1963 seraya mengenang perjalanan panggilannya. Kejutan itu terkadang tidak enak. Ketika masih Frater ia siap untuk dikirim ke Afrika tetapi malah diminta ke Prancis lalu menyelesaikan doktoral baru kemudian pergi ke Afrika. Akan tetapi, mandat itu juga dibatalkan. Ia pun diminta ke Kalimantan Timur untuk menjadi Direktur Seminari Don Bosco Samarinda. Baru 2 tahun, ia diminta ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan jadi pastor paroki di mana yang menjadi wakilnya adalah Uskup Emeritus Banjarmasin, Mgr. Wilhelmus Johannes Demarteau, MSF. Masih asyik belajar jadi pastor paroki, sudah diminta pergi ke Roma studi Spiritualitas. Mulanya hanya diminta 3 tahun kemudian pulang mengajar di Sanata Dharma tetapi baru setahun di sana, keputusannya berubah. Ia terpilih masuk di dalam Dewan Generalat menjadi Asisten Jenderal Kongregasi MSF di Roma (2001-2007). Kemudian dilanjutkan sebagai Sekretaris Jenderal Kongregasi MSF (2008-2013). Rencana yang semula 3 tahun menjadi 13 tahun.

Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF bersama para imam se-Keuskupan Tanjung Selor pada perayaan Tahbisan Diakonat di Stasi Bunyu, 1/6/23.
HIDUP/Felicia Permata Hanggu

“Sudah 13 tahun bertugas di Roma dan melakukan supervisi ke berbagai negara, 6 tahun pertama untuk daerah berbahasa Prancis dan Inggris, 6 tahun terakhir untuk berbahasa Spanyol dan Portugis. Dari situ saya kembali ke Indonesia dan merasa sudah bebas,” akunya. Sayang kehendak Tuhan berkata lain. Ketika sedang asyik mengajar di STFT Widya Sasana Malang, Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Nuncio Piero Pioppo memanggilnya ke Jakarta.

“Tadi kamu masuk dari sakristi sebagai imam, sekarang kamu keluar dari pintu utama kapel sebagai uskup,” ujar Mgr. Pioppo usai berdoa bersama meminta keteguhan hati menjawab panggilan. Kemudian pada Pesta Tahkta Santo Petrus, 22 Februari 2018 penujukannya sebagai Uskup Tanjung Selor resmi diumumkan. Ia pun ditahbiskan menjadi uskup pada 5 Mei 2018 dengan mengambil motto penggembalaan “Servus Veritatis” yang berarti ‘Pelayan/Hamba Kebenaran’ (bdk. Yoh 14:6).

“Dengan demikian, saya merasa perjalanan semua orang Kristiani termasuk kita dan diakon yang baru saja ditahbiskan, seringkali bukan atas kehendak kita tetapi Dia. Ketika itu diterima dan dijalankan, yakinlah, Tuhan akan menuntun,” pungkasnya di acara ramah tamah Stasi Bunyu.

Felicia Permata Hanggu dari Kalimantan Utara

HIDUP, Edisi No. 26, Tahun Ke-77, Minggu, 25 Juni 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles