web page hit counter
Jumat, 27 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Ungkapan Jujur Seorang Peserta IYD: Ini Pengalaman Pertama ke Palembang, Saya Bangga Ternyata Banyak Komunitas Katolik di Tempat Ini

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Pada Rabu (28/6/2023) kemarin, memasuki hari ketiga kegiatan Indonesian Youth Day (IYD), kini Kelompok Maria yang mendapat kesempatan untuk mengadakan outing kontingen IYD 2023 Palembang dengan tagline OMK Bersaudara. Ada 4 grup dari Kelompok Maria yang diajak  untuk berkunjung ke Kompleks Pendidikan Keuskupan Agung Palembang (KAPal) yang berada di Jalan Bangau 60. Di tempat ini terdapat Yayasan Xaverius Palembang, SMA Xaverius 1, Seminari Menengah St. Paulus, dan Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC).

Uskup Padang, Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX menanam bibit pohon bersama Rektor UKMC, Antonius Singgih Setiawan di kompleks Kampus Bangau UKMC.

Kunjungan tersebut menjadi bagian dari bentuk selebrasi IYD 2023 Palembang yang bertujuan untuk menjadi sarana perjumpaan, sharing iman, peneguhan iman, dan menjadi inspirasi bagi OMK Indonesia dalam menjalani hidup sebagai orang Katolik dan warga negara Indonesia.  Di dalamnya ada katekese, workshop, perjumpaan lintas agama, pertukaran budaya, diskusi dan sharing, serta perayaan sakramen-sakramen dan devosi.

Para dosen dan tenaga kependidikan ukmk memperkenalkan cara pembuatan pempek, makanan khas Palembang.

Ketika mengunjungi Kompleks Pendidikan KAPal, selain mendapat paparan tentang lembaga pendidikan yang ada, para peserta juga mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Kampus UKMC, seminari dan bengkel kayu. Ada pengalaman menarik dengan beragam keseruannya masing-masing yang dialami oleh peserta outing OMK Bersaudara.

Baca Juga:  Pesan Natal dari Stasi Binuang

Di kompleks Kampus UKMC para peserta disambut oleh para dosen, tenaga kependidikan dan sejumlah mahasiswa. Di tempat ini mereka diajak untuk mengenal cara pembuatan panganan khas Palembang, yaitu pempek dan tekwan. Ada meja-meja yang di atasnya telah tersedia kompor dan aneka bahan yang dibutuhkan untuk membuat pempek dan tekwan, di antaranya tepung terigu,  tepung sagu, daging ikan yang sudah digiling, telur, dan minyak goreng. Para tutor mengajari peserta bagaimana mengolah bahan-bahan tersebut, mulai dari masih berupa bahan hingga tersaji dan siap dinikmati.

Tampak peserta antusias mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari tutor pempek dan tekwan. Segera setelahnya mereka tampak larut dalam kebersamaan perjumpaan dan keseruan untuk menghasilkan adonan tepung berikut bahan-bahan hingga menjadi sajian panganan khas Palembang yang nikmat.

Peserta IYD di bengkel Kongregasi SCJ.

Selain di Kampus UKMC peserta juga berkunjung ke Bengkel Kayu Kongregasi SCJ yang dikelola oleh Br. Yuwono SCJ. Lokasinya tak jauh dari Seminari dan Kampus UKMC. Di tempat ini para peserta mandapat penjelasan tentang kegiatan dan aktifitas Bengkel Kayu dari Br. Yuwono SCJ. Ada aneka produk olahan kayu yang dikerjakan di tempat itu, antara lain meja, kursi, lemari, hiasan dinding dari limbah sisa kayu dan sejumlah hasil olahan lainnya.

Baca Juga:  Kardinal Suharyo: Tahun Suci 2025, Pembukaan Pintu Suci Hanya Simbol
Peserta diajak ‘mencicipi’ Bahasa Latin bersama Romo Agustinus Setyo Aji SCJ. Di antara peserta juga ada beberapa imam pendamping.

Sejumlah peserta tampak antusias dan tertarik untuk membeli sejumlah hasil olahan limbah kayu yang dibuat menjadi dudukan handphone dan liontin salib khas SCJ dengan simbol hati yang terbuka. “Hiasan dinding ini merupakan pesanan dari Paroki Pamulang, Jakarta. Dikerjakan kurang lebih 3 bulan”, kata Br. Yuwono saat menjelaskan salah satu pesanan yang sedang digarap di bengkel tersebut

Dari Bengkel Kayu, peserta pun diajak berkeliling dan mengalami secara langsung suasana pendidikan dan kehidupan di Seminari Menengah St. Paulus, rumah pembinaan bagi para calon imam dan biarawan yang telah berusia lebih dari 75 tahun. Di sini, bersama Romo Agustinus Setyo Aji SCJ, peserta mendapat kesempatan untuk mengenal Bahasa Latin, salah satu bahasa kuno yang menjadi bahasa resmi Vatikan. Selain itu, peserta juga mendapat kesempatan menikmati kudapan khas Seminari yang popular dan dirindukan oleh alumninya, yaitu semangkuk bubur kacang ijo.

Baca Juga:  Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC: Kebersamaan yang Berkualitas
Peserta IYD mengikuti Adorasi Sakramen Mahakudus dipimpin Romo Inharjanto SCJ dan Sharing pengalaman peserta IYD.

Akhirnya, Romo Anselmus Inharjanto SCJ menutup seluruh rangkaian kebersamaan dalam persaudaraan di kompleks Bangau dengan Adorasi Sakramen Mahakudus di Kapel Seminari yang dirangkai dengan refleksi pribadi dan sharing pengalaman.

“Saya bersyukur bisa ikut ambil bagian sebagai peserta IYD di Palembang. Ini pengalaman pertama saya ke Palembang, saya bangga ternyata ada banyak komunitas Katolik di tempat ini. Semangat dan iman saya semakin diteguhkan. Selain itu, pengalaman membuat pempek tadi menarik untuk saya, bukan hanya makan dan melihat tetapi langsung belajar cara membuatnya. Saya nanti ingin membuat pempek sendiri,” ungkap Nando, OMK dari Kesukupan Agung Jakarta dalam sharingnya.

Peserta outing di Kompleks Bangau berfoto bersama dengan latar Gedung Aloysius UKMC.

Romo Titus Jatra Kelana dari Jakabaring, Palembang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles