HIDUPKATOLIK.COM – Pada setiap kunjungan kanoniknya, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC selalu mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan umat dan masyarakat setempat. Hal ini dilakukannya untuk menyadarkan umat akan penyimpangan kehidupan bermasyarakat dan dalam keluarga yang kadang tidak sejalan dengan ajaran Gereja Katolik.
Seperti belum lama ini, selama tiga hari, Sabtu-Senin, 17-19 Juni 2023 Uskup Mandagi melakukan kunjungan dengan memberi pelayanan Sakramen Krisma kepada 184 orang di Paroki St Petrus Erom dan 218 orang di Paroki St. Arnoldus Janssen Sota, juga memberkati Gereja Stasi St.Yohanes Rasul Kamno Sari di wilayah Paroki Erom; dan malam harinya melakukan wawan hati bersama dewan paroki, dewan stasi , tokoh agama, tokoh masyarakat .
“Suanggi atau ilmu hitam ada di Papua. Biasanya orang membawa ilmu hitam dari kampung asalnya. Orang-orang yang memilki ilmu hitam biasa disebut suanggi. Banyak orang takut dengan suanggi, karena akibat dari ilmu hitam orang ketakutan dan mati, tetapi suanggi pada umumnya takut dengan uskup dan pastor,’’ ungkapnya.
“Selain suanggi, ada juga kekuatan magic modern yaitu para pemabuk, dan penjudi yang juga bisa disebut suanggi moderen. Suanggi moderen terjadi dalam keluarga dan saling menakutkan. Karena biasanya suanggi modern mabok-mabokan dan bermain judi, ada juga judi online. Sehingga banyak orang menghabiskan uang untuk berjudi yang mengakibatkan keributan dan kekacauan dalam rumah tangga dan keluarga,” katanya.
“Juga ada kekuatan-kekuatan partai politik. Saling menakutkan antara satu dengan yang lain, apalagi dalam rangka pemilu legislatif dan pilpres kekuatan-kekuatan ini saling menghancurkan dan saling merendahkan. Seharusnya pemilu menjadi pesta demokrasi tetapi berubah menjadi pesta setan karena terjadi peretantangan di mana-mana dalam keluarga karena perbedaan partai politik.,” katanya lagi.
“Inilah kekuatan jahat yang seringkali merasuki manusia modern. Kekuatan ini hanya bisa dikalahkan asal kita percaya pada Kristus. Karena Kristus mengirim kekuatan dashyat yakni Roh Kudus yang diterimakan kepada peserta krisma, dan sudah kita terima juga ketika kita dipermandikan,’’ imbuh Uskup Mandagi.
“Seringkali umat di zaman modern mencari damai sejahtera bukan didalam Yesus. Tetapi mencari damai sejahtera yang palsu. Minum sopi sebagai sumber damai sejahtera padahal minum sopi mata merah dan mata setan. Sehingga banyak setan berkeliaran di kampung didalam keluarga-keluarga, seolah-olah sopi memberikan damai sejahtera padahal akibat dari sopi membawa kematian,” ujarnya.
Uskup Mandagi mengajak para peserta Krisma untuk senantiasa menjaga kedamaian dan belajar dari Yesus yang selalu membawa damai sejahtera dan menghembuskan Roh Kudus.
Saat melakukan pemberkatan dan peresmian Gereja Stasi St.Yohanes Rasul Kamno Sari, Uskup Mandagi mengatakan bahwa, Gereja bukan hanya indah ketika diberkati. “Dengan hadirnya gedung gereja, utamakan perkara Tuhan. Datang dengarkan suara-Nya. Hidup benar dan hidup suci. Jangan takut bukalah pintu bagi Kristus karena Kristus hadir dalam gedung gereja,” katanya.
Gereja yang dibangun dari swadaya umat, dan juga mendapat bantuan pemerintah dan dari donatur Yayasan Viana Dei ini menghabiskan dana 960 juta. Panitia dan umat stasi berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan Uskup Mandagi dan para pastor yang telah memberkati gedung gereja ini.
Helen Yovita Tael (Merauke)