HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, mengajak Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia (ADM) menjadi martir agar dapat sungguh-sungguh menumbuhkan kebersamaan dan menjadi utusan-utusan handal.
Hal ini disampaikannya dalam homili pada Perayaan Ekaristi Hari Ulang Tahun (HUT) ADM Ke-161 pada Minggu (18/6/2023) di Gereja St. Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Selain mensyukuri HUT Kongregasi ADM Ke-161, Perayaan Ekaristi juga dirayakan untuk menutup Kapitel Umum dan memohon berkat bagi Dewan Umum yang baru untuk periode 2023-2029.
Perayaan Ekaristi dirayakan secara konselebrasi. Selebran utama adalah Kardinal Suharyo, sementara konselebran terdiri atas empat imam, termasuk Pastor Kepala Paroki Duren Sawit, Romo Albertus Sadhyoko Rahardjo, SJ.
Ratusan tamu undangan turut menghadiri Perayaan Ekaristi yang dilanjutkan dengan ramah tamah di Susteran ADM yang terletak tepat di seberang gereja.
“Kami berdoa semoga dalam kepemimpinan, pelayanan para dewan umum yang baru, para suster tarekat Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia dapat terus berusaha berjalan bersama-sama seperti tema Gereja universal tahun-tahun ini, membangun persekutuan yang lebih kuat, membangun keterlibatan yang semakin kokoh dengan harapan semoga kesaksian misi yang para suster jalankan semakin bermakna dan menampilkan, menghadirkan wajah Tuhan yang berbelas kasih,” kata Kardinal Suharyo.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran para suster ADM di Indonesia. Menurutnya, kehadiran mereka turut menentukan wajah Gereja lokal.
Menyinggung soal sejarah singkat berdirinya Kongregasi ADM, Kardinal Suharyo mengatakan hal ini berkat peran serta umat awam.
“Para suster ADM akhirnya lahir itu karena suara umat di Sittard yang tidak rela kalau Ibu Seraphine dan kawan-kawan meninggalkan kota itu. Seandainya umat cuek bebek – pergi ya pergilah, pulang ya pulanglah, saya membayangkan suster ADM tidak akan lahir. Yang ada adalah Suster-Suster St. Carolus Borromeus. Tetapi peran umat sungguh-sungguh menjadi jalan Allah menyelenggarakan sejarah ini,” ujarnya.
“Itulah sebabnya para suster ini berbakti. Mempunyai kebaktian yang besar terhadap Darah Mulia. Itulah sebabnya pula saya duga dikirim dari Yogya kasula merah ini untuk dipakai pada hari ini. Koor juga seragam merah. Itu bukan sekadar seragam, tetapi lambang dan ajakan, siapa pun yang menggunakan baju atau kasula merah itu rela untuk menjadi martir-martir seperti Yesus supaya kebersamaan kita sungguh bertumbuh dan kita dihimpun kembali menjadi utusan-utusan yang handal.”
Kapitel Umum
Pemimpin Umum Kongregasi ADM untuk periode 2023-2029, Suster Silvi Sofia Sudiyarti, ADM mengatakan dalam sambutan bahwa para suster ADM telah mengadakan Kapitel Umum XXIV pada tanggal 4-17 Juni lalu dengan tema “Revitalisasi Spiritualitas Darah Mulia dan Pembaharuan Identitas Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia.”
“Kami bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran Bapak Kardinal, Romo, Bruder, Suster, sahabat Darah Mulia, Bapak-Ibu, semua yang hadir di sini. Kehadirannya telah menumbuhkan, menginspirasi dan menemani kami dalam perjalanan kongregasi kami selanjutnya,” ujarnya.
Ia juga menceritakan bahwa Kongregasi ADM masuk ke Indonesia, tepatnya di Kutoarjo, Jawa Tengah, 90 tahun yang lalu.
“Dari enam suster, sekarang menjadi 173 suster. Dari satu komunitas, sekarang menjadi 18 komunitas,” lanjutnya.
Menumbuhkan Panggilan
Sementara Romo Albertus mengajak para suster ADM menumbuhkan benih-benih panggilan khususnya di kalangan umat paroki.
“Kehadiran suster-suster ADM di Paroki Duren Sawit sungguh menambah semangatnya paroki ini. Karena di Paroki Duren Sawit sudah ada suster-suster CB, suster-suster MC, suster-suster OCD – kontemplatif, suster-suster OSF, dan akhirnya juga suster-suster ADM,” ujarnya.
“Saya sebagai pastor paroki, pernah bertanya apakah sudah ada suster ADM berasal dari Paroki Duren Sawit? Kapan ada? Ini tantangan sekaligus harapan. Sehingga kehadiran kongregasi ini mendukung umat Paroki Duren Sawit, tetapi juga diharapkan saatnya juga bisa menemukan benih-benih panggilan dari Paroki Duren Sawit ini.”
Katharina Reny Lestari