HIDUPKATOLIK.COM – Yes.61:9-11; MT 1Sam.2:4-5,6-7.1bcd; Luk.2:41-51
NABI Yesaya mengungkapkan hati yang penuh kegembiraan dari umat Allah yang sungguh-sungguh merasakan berkat penuh kasih dari Allah. Mereka dilindungi, dimuliakan dan diakui benar di hadapan bangsa-bangsa asing. Terhadap Allah yang demikian, pantaslah hati yang penuh sukacita mempersembahkan pujian.
Hati yang tahu berterima kasih dan bersyukur tidak menjamin bahwa kita selalu mampu memahami setiap pengalaman hidup kita dengan mulus dan mudah. Kadang-kadang kita juga harus bergulat dan berjuang untuk merasakan kehadiran, bisikan dan penjelasan Tuhan dalam hati kita. Pengalaman ini mirip seperti yang dialami Maria, bunda Yesus, ketika ia berusaha mengerti keunikan anaknya, Yesus, yang menghilang di Yerusalem dan menjawabnya secara aneh di Bait Allah saat ditemukan. Meski tidak mengerti saat itu, ia menyimpan dan merenungkan peristiwa itu dalam hatinya yang halus, penuh pengertian dan iman.
Belajar dari kesabaran hati Maria, kita diawaskan untuk sabar memberi waktu dalam hati untuk memahami setiap pengalaman hidup harian, terutama yang membingungkan dan menyakitkan. Sering kita dapat belajar lebih baik dan mendalam melalui pengalaman sejenis itu, asalkan kita mempunyai keteguhan dan kesanggupan berkanjang dalam iman.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak