HIDUPKATOLIK.COM – DUA peristiwa menarik perhatian umat di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) berlangsung di dua tempat yang berbeda pada hari Sabtu, 13 Mei 2023. Peristiwa pertama berlangsung di halaman Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Jakarta Pusat. Peristiwa dengan skala yang lebih besar merupakan perayaan 216 tahun Keuskupan Agung Jakarta. Dengan judul jalan santai kerukunan dan kebhinnekaan lintas agama, perayaan ini menghadirkan tokoh-tokoh agama, komunitas-komunitas lintas agama, perwakilan pemerintah setempat, dan umat Katolik sendiri dari perwakilan paroki-paroki se-KAJ. Selain, jalan bersama, ditampilkan pula atraksi budaya dari pelbagai daerah yang mencerminkan kekayaan budaya di negeri ini.
Peristiwa kedua adalah perayaan tahunan Sedekah Bumi di Gereja Santo Servatius, Paroki Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat. Peristiwa di Kampung Sawah ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun sebagai pesta umat Katolik bersama dengan umat beragama lain di Kampung Sawah. Perayaan ini dihadiri oleh tokoh agama dan masyarakat setempat. Pada perayaan tahun ini, Kardinal Ignatius Suharyo berkenan memberkati dodol yang merupakan salah satu ‘ magnet’ tradisi budaya yang dibawa ke dalam halaman (baca: pangkuan) Gereja ini. Aneka makanan, atraksi seni dan budaya ditampilkan dalam kesempatan ini.
Dua peristiwa dengan benang merah yang tampak terang benderang hanyalan dua dari sekian banyak peristiwa seni dan budaya yang kerap ditampilkan dalam perayaan-perayaan gerejani. Kekayaan kebudayaan menjadi satu kekuatan yang tak tertandingi. Sekaligus juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan kepada setiap orang yang melihatnya, termasuk pesan rohani yang terkandung di dalamnya. Seni dan budaya yang sifatnya universal menjadi jembatan yang dapat menghubungkan sekaligus mempesatukan aneka perbedaan yang ada.
Gereja Katolik di Indonesia memang telah lama berbicara mengenai inkulturasi lagu, tarian, dan arsitektur gereja.
Maka tak mengherankan jikalau begitu banyak nyanyian liturgi yang kaya dengan melodi-melodi yang diambil dari kekayaan budaya di tanah air ini. Begitu juga dengan tari-tarian yang kerap mewarnai perarakan liturgis di dalam upacara-upacara penting di dalam gereja. Hal yang sama juga dengan bangunan-bangunan gereja yang telah mengadopsi gaya arsitektur masyarakat setempat.
Seni dan budaya setempat menjadi kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai jembatan atau titik temu untuk merayakan pelbagai macam keberagaman di negeri ini. Bila di halaman Katedral Jakarta dapat bertemu, berkumpul, merayakan keberagaman dalam satu panggung kebersamaan, hal yang sama juga tejadi di halanan Gereja Santo Servatius, Kampung Sawah dalam forum atau panggung yang lebih kecil.
Negeri ini memang memiliki begitu banyak kekayaan seni dan budaya yang sejatinya dapat dijadikan kekuatan dalam menghadapi tatangan dan perubahan yang tengah terjadi.
HIDUP, Edisi No.21, Tahun ke-77, Minggu, 21 Mei 2023