HIDUPKATOLIK.COM – 2 Kor.1.1-7 Mzm.34:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Mat.5:1-12
PAULUS menghayati kodrat rasulnya dengan tabah justru di saat ia menderita karena Injil. Ia mampu menghibur jemaatnya dengan penuh wibawa, sebab ia sendiri mengalami aneka kesusahan. Karena itu, ia tetap menanamkan harapan kepada jemaat untuk menantikan penghiburan yang datang dari Kristus sendiri yang lebih dahulu menderita demi manusia.
Teologi pengharapan dari Paulus bersumber dari ajaran Yesus sendiri yang mengungkapkan dasar kebahagiaan seorang murid Yesus. Kebahagiaan tidak pertama-tama terletak pada hal-hal lahiriah seperti kemegahan, kekayaan, pangkat, kehormatan, tetapi pada hal-hal lebih spiritual: miskin rohani, cinta damai, kelemah-lembutan, cinta kebenaran, kemurahan hati, kesucian, bahkan ketahanan menderita penganiayaan karena Kerajaan Allah.
Banyak manusia sulit menemukan kehadiran Tuhan di saat menderita, bahkan malah kerap meragukan keberadaan Tuhan. Paulus dan Yesus mengajar kita bahwa kondisi-kondisi ekstrem dan sulit manusia justru seharusnya membawa manusia semakin sadar dan dekat dengan Tuhan, karena Ia adalah Tuhan untuk semua penderita, Ia sendiri lebih dahulu menderita untuk kita.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak