HIDUPKATOLIK.COM – Tob 11:5-14; Mzm 146:1b-2.6c-7.8-9a.9bc-10; Mrk 12:35-37
Melalui pengajaran-Nya di Bait Allah Yesus mau menunjukkan Mesias dan hubungannya dengan raja Daud. Seruan “Yesus, Anak Daud” dari orang buta yang disembuhkan (Mrk. 10:47) membantu kita mengerti siapa Kristus. Para ahli Taurat mengidentifikasikan Kristus sebagai “Anak Daud”, tokoh yang menggenapi janji Allah sebagaimana yang ditulis dalam Kitab Suci. Mzm. 110 yang merupakan Mazmur Daud berbicara tentang Kristus yang disebut oleh Daud “Tuan”. Daud bernubuat bahwa Tuhan Allah akan menegakkan kerajaanNya dengan kekuatan Kristus, yang diurapi. Namun beranjak dari Kitab Suci, Yesus menegaskan bahwa figur Mesias ini jauh melampaui aspek politik seperti yang diharapkan dari model penguasa dunia ini.
Berbeda dengan figur raja Israel lainnya, yang membawa kehancuran karena ketidaktaatan pada Firman Tuhan, Mesias seorang yang rendah hati dan taat pada Allah. Ketaatannya yaitu di dalam mendengarkan perintah Allah dan melaksanakannya. Daud tidak dipilih sebagai raja karena kemampuannya, tetapi karena kekecilan dan kerendahan hatinya. Sebagai Kristus dan Tuhan, Yesus tidak mendasarkan otoritasnya pada kekerasan, tetapi dengan memberikan diri di atas kayu salib, dan dengan demikian Ia menerima kemuliaan. Di kayu salib, Ia menunjukkan nilai pengorbanan dan kasih, berbanding terbalik dengan nilai-nilai dunia yang mengagungkan kekuatan dan kenikmatan egoistik. Ia menegakkan kerajaan Allah yang berlandaskan kerahiman dan keadilan.
Sebagai orang Kristen, kita adalah Kristus yang lain. Marilah kita mohon agar Tuhan mengarahkan cara pandang dan pengharapan kita untuk menggenapi kehendak-Nya, membangun komunitas kita atas dasar kasih, pelayanan konkret dan kesatuan, serta menyingkirkan kecemburuan dan perpecahan dalam komunitas kita.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat