HIDUPKATOLIK.COM – Tob 1:1a.2a.3; 2:1b-8; Mzm 112:1-2.3-4.5-6; Mrk 12:1-12
Polemik antara Yesus dengan para imam dan ahli-ahli Taurat semakin besar, dan ini nampak jelas melalui perumpamaan tentang penggarap kebun anggur yang diutarakan oleh Yesus dalam Injil Markus hari ini. Kebun anggur itu adalah Kerajaan Allah, para hamba adalah nabi-nabi yang diutus oleh Allah, pemilik kebun anggur adalah Allah sendiri, dan penggarap-penggarap itu adalah kaum Israel serta para pemimpinnya, sedangkan hasil dari kebun anggur itu adalah kesetiaan akan Perjanjian antara Allah dengan umat-Nya.
Kita menemukan bahwa tuan kebun anggur pada akhirnya mengirim anaknya yang terkasih untuk menerima hasil kebun dari para penggarap, karena ia menganggap anaknya sendiri akan mereka segani. Gambaran anak adalah peran dari Yesus, yang terakhir diutus, tetapi akhirnya menerima siksaan dan dibunuh oleh orang-orang yang menganggap dirinya layak mengusahakan kebun anggur. Ketika kita mendengarkan bacaan ini kita diajak untuk bertanya, “Sekarang, apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu?” Ketidaksetiaan dari umat mendatangkan penghakiman dari Allah. Namun tidak hanya itu, rencana keselamatan Allah kemudian dinyatakan kepada bangsa-bangsa lain, kepada semua bangsa.
Kita dapat merefleksikan kisah ini untuk komunitas kita. Apakah kita menganggap layak atas berkat Tuhan dan mau menguasainya? Bukankah kita hidup karena kemurahan dan kesetiaan Tuhan. Marilah dengan sungguh kita menjadi penggarap-penggarap kebun Allah yang hidup karena kasih karunia Allah, sehingga kita dapat mempersembahkan hasil kesetiaan dan ketekunan untuk Tuhan.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat