HIUDPKATOLIK.COM – Rapat Anggota Tahunan Signis di hari pertama diawali dengan hari study dengan seminar. Topik yang diambil berkaitan dengan peranan media yang pesat dan bagaimana bisa menghadapi gerakan revolusi informasi yang pesat. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana santai di ruang terbuka Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sa’pak Bayo-Bayo, Toraja, (Rabu, 31/5/2023). Juga untuk mendalami seminar ini dikaitkan dengan peran media dan berjalan besama menuju era masyarakat 5.0 yang menjadi bahan menarik untuk didiskusikan.
Pemateri, Indra menjelaskan tentang betapa besar dan pesatnya perkembangan media yang kadang meresahkan dan juga menguntungkan. Kata Indra, teknologi tidak akan menggantikan manusia tapi manusia yang tidak memakai teknologi akan tersisih. “Perlu dipahami secara baik bahwa teknologi secanggih apa pun tidak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang tidak memaknai teknologi pasti akan tersisih,” kata Dosen salah satu universitas di Makassar ini.
Indra juga sempat menyinggung begitu besar rongrongan yang bisa dihadapi namun etika dan tanggung jawab moral tetap diutamakan untuk menghadang derasnya aliran revolusi media sosial yang besar pengaruhnya dalam hidup kita.
“Figur dalam bermedia memang perlu dan perannya sangat penting. Perlu dipahami secara baik dan dalam dunia pendidikan pun dampaknya bagi anak-anak terlebih dalam keluarga menjadi tanggung jawab orang tua,” sentilnya lagi.
Di era digital dalam masyarakat 5.0 menjadi satu kemudahan dalam dunia informasi dan juga mencemaskan. Sekali lagi kata Indra, hal penting yang perlu dilakukan adalah cara pandang yang benar tentang media dan perubahan pola pikir agar tidak tersesat dalam mengelolah media dan tidak menimbulkan berita palsu atau hoaks. Dan pekerja media tidak dibatasi serta adanya tanggung jawab dalam melihat media sosial sebagai sarana pewartaan.
“Berita hoaks sering terjadi tapi kita harus mampu mengatasinya dan menjadi contoh untuk menyebarkan berita yang benar bagi banyak orang,” ucapnya lagi. Menyinggu soal artificial interligen ia mengatakan bahwa etika dan nilai-nilai moral dalam hidup bersama tetap dipegang teguh untuk membangun hidup yang lebih bermartabat.
Hadir dalam seminar ini juga, wartawan Kompas, Andreas Maryono. Ia memaparkan tentang arah dan tujuan dari kecerdasan buatan. Inti dari pembasannya mencakup perubahan dan pergerakan media yang kian pesat di era modern ini. Ada teknologi digital dan pentingnya beretika dan media sosial. “Beretika dalam media sosial tetap menjadi tujuan dan sasaran pokok dalam berkomunikasi. Dan ingat bahwa setiap kesempatan adalah solusi,” ucap Andreas.
Secara tegas saat dalam tampilan secara online, ia menegaskan lagi bahwa kecerdasan buatan yang dikelola manusia tidak boleh merusak daya nalar manusia. Sekarang ini revolusi digital sedang berlangsung. Kita jangan panik dan perlu beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi.
“Arah kecerdasan buatan mengalir dan butuh perhatian serius. Kecerdasan buatan ini tidak merusak daya nalar tapi juga butuh keberanian kita untuk beradaptasi. Kita jangan panik tapi ikut mengambil bagian secara cerdas dalam perubahan di era digital ini,” katanya lagi.
Presiden Signis Indonesia sekaligus moderator seminar, RD. Steven Lalu, Pr., diakhir seminar sehari ini berpesan agar cara pandang kita perlu bijak dan terarah pada tugas dan tanggung jawab kita dalam melihat perkembangan media sebagai sarana yang membantu menyebarkan kebaikan bagi banyak orang.
“Manusia tetap menjadi kunci dan ia sangat berharga di hadapan teknologi dan kita menjadi tuan dari teknologi itu sendiri. Kita wajib menjadi pembawa berita yang benar bagi orang lain,” tuturnya sebelum seminar ditutup.
Diskusi hangat dan saling berbagi informasi begitu hangat saat seminar berlangsung. Sekaligus juga pertanyaan yang disampaikan membuka wawasan baru untuk semakin melihat tanggung jawab dan peran kita agar semakin menjadi pribadi yang selalu menginspirasi orang lain dalam bermedia sosial.
Romo Ino Nahak Berek dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan