HIDUPKATOLIK.COM – Pekan VI Paskah; Kis. 18:9-18; Mzm. 47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a
YESUS menyampaikan amanat perpisahan-Nya pada Perjamuan Malam Terakhir yakni pada malam sebelum penyaliban-Nya. Dia sadar bahwa murid-murid-Nya sangat tertekan karena Dia meninggalkan mereka. Yesus membandingkan penderitaan mereka dengan penderitaan seorang perempuan saat melahirkan. Rasa sakit saat melahirkan bagi seorang ibu adalah awal dari kelahiran kehidupan baru. Penderitaannya menandai sukacita melihat anaknya yang baru lahir untuk pertama kalinya. Dengan cara yang sama, Yesus mengatakan, penderitaan murid-murid-Nya adalah awal dari sukacita hidup baru. Kesedihan mereka atas kepergian Yesus akan dengan cepat memberi jalan bagi sukacita mereka pada kedatangan-Nya kembali kepada mereka sebagai Tuhan yang bangkit dan melalui Roh Kudus.
Yesus di sini mengacu pada sukacita Paskah yaitu sukacita yang tidak bisa dirampas dari diri kita. Ini adalah sukacita yang merupakan buah dari relasi kita dengan Tuhan, berbagi dalam sukacita Tuhan sendiri. Sukacita yang berasal dari keyakinan bahwa Tuhan yang bangkit Bersama kita, ada di antara kita dan ada di dalam kita. Sukacita ini mengalir dari pengalaman kasih-Nya yang besar, kasih yang lebih kuat dari dosa, lebih kuat dari kematian, kasih yang bersinar terang dalam setiap kegelapan.
Romo Yohanes Leonardus Suharno, SX Formator Postulan Serikat Xaverian (SX) – MA Biblical Studies Catholic Theological Union, Chicago