web page hit counter
Jumat, 15 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kaum Muda Hungaria Menghargai Suara Jernih untuk Membimbing Mereka

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pastor Fabry Kornel, Direktur Institut Pastoral Nasional Hungaria, menekankan pentingnya kunjungan Paus Fransiskus bagi kaum muda, terutama di era yang begitu mudah kehilangan identitas.

Paus Fransiskus bertemu dengan kaum muda di Budapest pada Sabtu (29/4) sore, hari kedua dari perjalanan 3 harinya di Hongaria. Institut Pastoral Nasional Hungaria telah dipercaya untuk menyelenggarakan program bagi kaum muda pada hari-hari ini, dan mengepalai Institut itu adalah Pastor Fabry Kornel. Sebelum menjadi Direktur Institut, Pater Kornel adalah Sekretaris Jenderal Kongres Ekaristi Internasional ke-52, yang dihadiri Paus Fransiskus pada tahun 2021. Perjalanan ini, sebenarnya, dia gambarkan sebagai kelanjutan dan penyelesaian dari yang dia jalani dua tahun lalu.

Persiapan telah lama dilakukan untuk pertemuan Bapa Suci pada hari Sabtu di Arena Olahraga László Papp Budapest, yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 11.000 orang muda. Sementara waktu bersama Paus Fransiskus menjadi sorotan utama, dia mengatakan akan ada perayaan menjelang kedatangan Paus dan adorasi sesudahnya.

“Ini sangat menyenangkan karena saya melihat jumlah anak muda yang ingin berpartisipasi dalam acara ini dan saya tahu kemungkinan akan ada lebih banyak anak muda daripada kursi yang tersedia di stadion.”

“Melalui televisi nasional Hongaria, semua orang dapat mengikuti program tersebut, mengingat minat yang sangat besar.”

Kaum muda membutuhkan suara jernih Paus

Pater Kornel mencatat bahwa dalam Anjuran Apostoliknya, Christus vivit, “Paus mendorong kaum muda untuk bebas, berani dan setia”, berkomentar bahwa ia percaya ini sangat penting “bagi kaum muda yang sekarang kehilangan orientasi mereka dalam dunia”. Karena itu, dia menambahkan, “kita membutuhkan suara yang jelas, dan Paus dapat memberi tahu kita cara yang jelas untuk diikuti.”

Baca Juga:  Paus Fransiskus: Berada “Berhadapan”, tapi “Terhubung” Satu Sama Lain

Pastor Kornel kemudian menambahkan bahwa ini berlaku “tidak hanya untuk pemuda Katolik Hongaria, tetapi untuk semua orang muda,” seperti untuk semua orang muda, “ada bahaya besar bahwa mereka mungkin kehilangan identitas mereka.”

Perlu mengetahui kasih Allah bagi mereka

“Jika mereka tahu siapa diri mereka dan bahwa mereka dikasihi oleh Tuhan, diciptakan oleh Tuhan untuk selama-lamanya,” lanjut Pastor Kornel, “itu dapat membantu mereka melihat dengan jelas, dan mencapai tujuan hidup mereka.”

Sangat sulit bagi anak muda saat ini, katanya, karena dunia di sekitar mereka berubah sangat cepat dan mereka sering merasa harus tampil. Mereka juga mendapat tekanan dari media sosial, yang seringkali menghambat persahabatan dan hubungan yang nyata dan bermakna.

“Kaum muda siap mendengar suara yang jelas untuk menunjukkan kepada mereka apa yang benar-benar penting. Dalam Christus Vivit, paus mendorong kaum muda untuk menjalani hidup mereka, berani, dan terlibat dalam cara hidup Kristiani.”

Dia berharap Paus akan memperkuat mereka dengan cara ini.

Tindakan kemanusiaan terbesar dalam sejarah Hungaria

Perang di Ukraina, menurut pengamatannya, telah memengaruhi dinamika sejak Paus tinggal pada tahun 2021, dengan Hungaria menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang harus meninggalkan negara itu.

Baca Juga:  Misa Gregorian: 30 Hari Tanpa Terputus

“Ada gerakan besar di Hongaria untuk mengumpulkan makanan dan bantuan lain untuk dikirim ke Ukraina. Anda tahu bahwa ada minoritas Hongaria di bagian tenggara Ukraina. Kami berbatasan dengan Ukraina dan ada hampir 1 juta orang yang meninggalkan Ukraina melalui Hongaria, banyak dari mereka memilih untuk tinggal di sini.”

Gereja – terutama melalui sekolah Katolik, paroki, dan organisasi – dan Negara, telah bersatu untuk membantu warga Ukraina dan anak-anak mereka.

“Ini adalah aksi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Hungaria,” kata Pastor Kornel.

‘Senjata’ doa

Dalam pastoral, kita harus berdoa untuk perdamaian. “Kami biasa melakukannya setiap Sabtu pertama setiap bulan. Kami berdoa rosario, dan kami juga telah membuat halaman web, Corpus Domini, dalam beberapa bahasa” di mana orang dapat berdoa secara online. Kami mengajak semua orang untuk berdoa, karena saya pribadi yakin bahwa doa adalah senjata kami,” tambahnya.

Saat kematian dan penderitaan menyelimuti negara tetangga timur lautnya, Ukraina, rakyat Hungaria, katanya, dengan setia berdoa untuk perdamaian.

‘Saya ingat pernah bersama JPII’

Pater Kornel mencatat bahwa sekitar 600 orang Hungaria diharapkan menghadiri Hari Orang Muda Sedunia tahun ini yang berlangsung pada bulan Agustus. Beliau menekankan bahwa mereka menyadari pentingnya saling bertemu, saling menguatkan iman. “Ada orang muda yang sendirian di Gereja,” tambahnya, dan ini dapat membantu.

Baca Juga:  IFTK Ledalero, Komisi JPIC SVD, dan Mitra Menggalang Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Terdampak Erupsi Lewotobi

Pater Kornel mengenang kekudusan orang-orang kudus Hungaria, yang memiliki devosi yang besar di negara itu, dan mengatakan bahwa teladan mereka juga mengilhami kesucian di kalangan anak muda Hungaria saat ini.

Persatuan kaum muda, katanya, memberi mereka kekuatan dan keberanian, untuk mengetahui: “Saya tidak sendirian dalam iman saya.”

Orang-orang kudus Hungaria adalah contoh yang baik dan kita harus mengikuti mereka dalam hidup kita, tambahnya.

Pater Kornel kemudian mengenang ketika dia bertemu dengan Paus St. Yohanes Paulus II pada tahun 1991, di stadion besar dengan orang-orang muda, ketika dia masih remaja.

Indahnya menjalani hidup seperti yang Yesus minta

“Saya berharap bagi semua orang muda yang akan berpartisipasi dalam perjumpaan dengan Paus ini, bahwa ini akan menjadi pengalaman yang mereka ingat sepanjang hidup mereka,” dan itu membentengi “identitas kita, bahwa kita orang Hungaria, Katolik, kaum muda dan dalam kesatuan dengan Paus dan dengan seluruh Gereja,” kata Pater Kornel.

Akhirnya, beliau menambahkan, bahwa “semoga itu akan menghasilkan buah” dalam kehidupan orang muda, mengetahui bahwa tidak apa-apa menjadi Katolik, dan menjalani hidup mereka seperti yang diminta Yesus.

“Saya berharap akan ada pengalaman yang berarti bagi mereka juga, seperti yang saya alami pada tahun 1991,” pungkasnya, menambahkan “ini, benar-benar akan membuat perbedaan.” **

Deborah Castellano Lubov (Vatican News)/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles