HIDUPKATOLIK.COM – Seminari Pastor Bonus dan KPA St. Fransiskus Xaverius Merauke tak seperti biasanya. Tampak para siswa seminari bersukacita menerima kedatangan Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, dan para tamu undangan lewat alunan drumband, Sabtu,15 April 2023.
Sukacita yang ditampakkan adalah ungkapan syukur karena diadakan dua perayaan pada hari itu, pertama, pemberkatan Kapel Seminari Menengah Pastor Bonus dan KPA St. Fransiskus Xaverius; kedua, Upacara Tahbisan Diakon yang diadakan di Kapel Seminari yang diberkati pagi itu.
Karena dua upacara maka diadakan seremonial pertama yaitu diiringi tarian Tanimbar, keluarga menghantar dan menyerahkan calon diakon tertahbis Frater Simon Petrus Laian ke hadapan Uskup Mandagi dan puluhan imam lainnya yang berada di Kevikepan Merauke.
Selanjutnya sebelum Ekaristi, diadakan serah terima dan pemberkatan gedung Kapela Seminari Pastor Bonus dan KPA St. Fransiskus Xaverius.
Uskup Mandagi didampingi Asisten Satu Propinsi Papua Selatan Agustinus Joko Guritno membuka selubung papan nama Kapel Seminari, penandatanganan prasasti, pengguntingan pita dan penyerahan kunci kapel oleh kepala tukang kepada Uskup Mandagi.
“Kita boleh bersyukur akhirnya Seminari Pastor Bonus dan KPA St. Fransiskus memiliki sebuah kapel yang indah. Kapel mengungkapkan Gereja. Gereja mengungkapkan tubuh Kristus dan persekutuan para imam. Dengan adanya kapel ini para seminaris semakin menjadi orang katolik yang mencintai Kristus,” ungkap Uskup Mandagi.
Uskup Mandagi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berjasa dalam proses pembangunan, secara khusus para tukang dan terkhusus lagi berlimpah terimakasih kepada para donatur yang telah memberi sumbangan dana sehingga pembangunan berjalan lancar dan diberkati pada hari ini.
Uskup Mandagi mengatakan, dalam kapel baru ditahbiskan Frater Simon Patrus Laian. Gedung adalah lambang dari Gereja itu sendiri, Gedung menjadi kokoh karena fondasi yang kuat demikian juga dengan Gereja Keuskupan Agung Merauke (KAMe), iman kokoh karena fondasi yang kuat. Fondasi yang kuat itu adalah Yesus Kristus karena melalui gedung gereja para seminaris, para pastor datang di tempat ini.
Uskup meminta para formator agar menjadi contoh bagi para siswa , karena keberhasilan seorang pendidik adalah ketika ia menjadi contoh bagi siswanya agar fondasi Kristus tetap kuat.
Uskup Mandagi juga menyampaikan kepada pemerintah Papua Selatan dan Kabupaten Merauke bahwa Seminari itu sangat penting bagi Gereja, dan kehidupan Keuskupan Agung Merauke. Dari seminari, tidak hanya menjadi imam tetapi juga akan lahir tokoh-tokoh awam Katolik yang handal, tokoh politik, tokoh ekonomi nasional.
Uskup meminta pemerintah agar ikut andil memberikan perhatian kepada para seminaris terutama memberikan tenaga guru-guru dari berbagai bidang studi yang baik kepada seminari supaya di KAMe tampil sebuah sekolah yang hebat.
Penjabat Gubernur Propinsi Papua Selatan Apolo Safanpo dalam sambutannya mengatakan pemerintah dan seluruh masyarakat mengucapkan selamat atas pemberkatan kapela seminari semoga menjadi tempat doa dan pendidikan bagi para seminaris yang nantinya akan melayani dan menggembalakan umat Tuhan di KAMe.
Ia juga mengatakan proficiat kepada diakon Simon Petrus yang telah menerima tahbisan semoga setia dalam melayani umat Tuhan dan mewartakan kerajaan Allah di Papua Selatan.
Uskup Mandagi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah menyerahkan salah seorang puteranya untuk menjadi imam dengan tahapan diakon. Ia menegaskan bahwa seorang imam adalah rahmat Tuhan bagi keluarga.
Walaupun masih menuju imamat, Uskup Mandagi mengajak keluarga dan semua umat yang hadir untuk tetap mendoakan perjalanan panggilan Diakon Simon Petrus, hingga pada saatnya bisa ditahbiskan menjadi imam karena di zaman sekarang tidak gampang menjadi seorang imam yang baik karena banyak tantangan dan godaan yang akan dihadapi.
Uskup Mandagi berpesan agar Diakon Simon Petrus mendengarkan nasihat dan pesan dari keluarga untuk lebih sering membuka Kitab Suci dari pada membuka hape.
“Masih ada tahap berikut untuk menjadi pastor, ini bukan akhir. Untuk menjadi imam bukanlah yang terpenting, tetapi yang terpenting adalah memiliki kemampuan komunikasi, karena di zaman ini betapa pentingnya komunikasi. Juga harus memiliki kemampuan intelektual, kemampuan spiritual dan kemampuan emosional”, ungkapnya.
Kedua perayaan ini diakhiri dengan ramah tamah bersama seluruh tamu undangan di aula rumah bina yang berada di samping kompleks seminari.
Helen Yovita Tael (Kontributor, Merauke)